LEBANON dicemaskan terjerumus dalam perang lebih besar setelah Gaza, dengan meningkatnya eskalasi ketegangan antara milisi Hezbollah dukungan Iran dan musuh bebyutannnya, Israel.
CNN melaporkan, Hezbollah yang beraliran Syiah diyakini sebagai kelompok non-negara berkekuatan 30.000 sampai 50.000 personil yang memiliki persenjataan paling lengkap di dunia dan selain itu sangat militan dan bersemangat jihad.
Sementara lawannya, Israel berkekuatan 167.500 personil tetap dan 450.000-an personil cadangan yang didukung peralatan militer canggih yang telah ditempa di berbagai palagan melawan kubu negara-negara Arab tentu juga harus sangat diperhitungkan.
Sejarah konflik kelompok itu dengan Israel sudah berlangsung sejak Hezbollah dibentuk pada 1982 sebagai respons terhadap invasi Israel ke Lebanon.
Kelompok itu tumbuh dari faksi-faksi Syiah yang didukung Iran untuk melawan pendudukan Israel di Lebanon selatan dan mewadahi kepentingan komunitas Syiah di Lebanon.
Konflik antara Hezbollah dengan Israel dicemaskan bakal meningkatkan konflik regional. Meski bukan tandingan militer Israel, persenjataan Hezbollah yang makin canggih berpotensi menimbulkan kerusakan serius pada lawanya.
Pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah, mengklaim kelompoknya memiliki lebih dari 100.000 pejuang dan anggota cadangan. Bandingkan dengan Israel dengan 169.500 tentara aktif dan 465.000 tentara cadangan.
Dari segi persenjataan, Hezbollah mampu menyerang seluruh wilayah Israel dengan rudal-rudal berjangkauan hingga 500 km miliknya walau pun harus “melangkahi “ sistem pertahanan audara berlais-lapis Israel, Iron Dome.
Hezbollah mengoperasikan peluncur roket multi laras “Katyusa” 107-122 mm warisan Uni Soviet yang dimofifikasi Iran berjangkauan antara empat sampai 40 km seperti roket Falaq-1 (10-11 km), Fajr-5 (75 km) dan Khaibar-1 (100 km).
Selain itu ada roket buatan China, yaitu Type 81 berjangkauan 20,5 km. Hezbollah juga punya rudal balistik Zelzal-1 (berjangkauan 125-160 km), Fateh (250-300 km), dan Scud-B/C/D (300 – 500 km).
Dua rudal yang pertama buatan Iran, sementara Scub diperoleh Hezbollah dari Suriah. Koleksi rudal lain kelompok itu adalah Shahin-1, buatan Pakistan, yang memiliki jangkauan 13 km.
Selai itu Hezbollah punya pesawat tak berawak (unmanned aicraft systems/UAS) atau drone, hampir seluruhnya dipasok Iran dan digunakan untuk pengawasan dan menyerang sasaran.
Drone yang miliki Hezbollah sejak 2006 yaitu Mirsad 1/Ababil-T (jangkaunnya 120 km), Mirsad 2/Mohajer 4 (150 km), Ma’arab/Qods Yasir (200 km), Karra 1.000 km, dan Shahed-129 (2.000 km).
Sistem pertahanan udara Hezbollah terdiri dari dua tipe. Pertama sistem pertahanan udara peluncur rudal portable seperti SA-16/18 (0,5 km), SA-7 (3,4 km), Misagh (5-6 km) dan yang kedua jenis rudal darat ke udara, a.l SA-14 (4,5 km), SA-8 (10 km), dan SA-17 (50 km).
Israel menggempur ratusan target Hezbollah di Lebanon selatan dan timur berupa kendaraan-kendaraan peluncur roket (23/9) dan bersumpah, bakal lebih banyak serangan lagi akan dilancarkan ke depannya.
Adu strategi
Selain menghadapi persenjataan Hezbollah, Israel juga harus memperhitungkan kedalaman strategis (strategic depth) kelompok pimpinan Iran terdiri dari Yaman, Suriah, Hamas dan Irak.
Poros itu dikenal di Israel sebagai “cincin api”. Selama hampir satu tahun, mitra-mitra Hezbollah di kawasan telah terlibat dalam konflik yang memanas dengan Israel dan sekutunya.
Kelompok Houthi di Yaman secara sporadis telah menembaki kapal-kapal kargo di Laut Merah, yang merupakan jalur utama perdagangan global, serta menyerang Israel dengan rudal.
Sementara Kelompok Perlawanan Islam di Irak, sebuah aliansi faksi-faksi Syiah ekstrem, juga melancarkan serangan terhadap posisi AS di negara itu.
Poros tersebut mengajukan syarat: serangan dihentikan jika tercapai gencatan senjata di Gaza. Pada pertengahan September ini, Israel meningkatkan konfrontasi langsung dengan Hezbollah.
Dalam rangkaian serangan beruntun, ribuan pager dan ratusan walkie-talkie yang digunakan anggota Hezbollah meledak, menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai ribuan orang.
Setelah itu , Israel melancarkan serangan udara di Beirut yang menewaskan a.l. komandan senior Hezbollah, Ibrahim Aqil (20/9), disusul serangan udara lainnya di berbagai target di negeri itu, menewaskan 492 orang.
Eskalasi perang terus meluas di Lebanon, sementara upaya mediasi sejauh ini menemui jalan buntu. (CNN/ns).