Listiarsih , Pejuang Kesehatan Untuk Pemulung

0
168

Listiarsih (45) terlihat nampak selalu sibuk dengan aktifitas yang akan dilakukannya. Pasalnya ia menjadi koordinator ibu-ibu, warga binaannya yang tinggal di lingkungan para pemulung di wilayah Cipeucang – Tangerang Selatan (Tangsel).

Ia terlibat aktif menjadi kader Pos Sehat, setiap kali jadual kegiatan Pos Sehat berlangsung, Listiarsih mesti mendatangi satu persatu rumah – rumah warga untuk menjemput para ibu agar datang ke Pos Sehat. Hal itu ia lakukan dengan penuh telaten dan kesabaran.

Ibu dari tiga anak ini  telah genap 1 tahun menjadi kader kesehatan bagi Pos Sehat yang ada diwilayah lingkungannya. “Saya merasa terpanggil untuk menjadi kader kesehatan di wilayah saya, wilayah sini kan sangat rawan segala macemnya yang bernilai negatif, terutama masalah kesehatan” terang ibu saat ditemui di kediamannya Jl. TPA. Cipeucang Rt 03/03, Kel.Kademangan, Kec. Setu, Kota Tangerang Selatan,

Lili begitu perempuan ini akrab disapa menjelaskan, bahwa ia tergerak menjadi kader dengan alasan bahwa wilayahnya  merupakan daerah dengan  kondisi penduduk yang bermacam-macam suku, mereka adalah penduduk urban yang datang mengadu nasib dari daerahnya.

“Daerah pemulung kan rawan penyakit , makanya saya pengen tahu bagaimana penanganan terhadap penyakit dan saya pengen mengajak warga untuk hidup lebih sehat” ungkap Ibu yang sudah dikaruniai 3 putri, Febriyani (17), Sekar listanti (15), Aradea (12 ).

Ia menegaskan bahwa aktifitasnya sebagai kader Pos Sehat selama ini, dilakukan semata – mata demi kemanusiaan. Bahkan sebelum LKC Dompet Dhuafa hadir mendirikan Pos Sehat di Cipeucang, Lili sudah berkiprah dalam membantu warga dikala menderita sakit.

“Sebenarnya kegiatannya sudah lama saya lakukan cuman secara perorangan, cuman untuk resminya yah baru satu tahun ini, karena dulunya didaerah kami gak ada Posyandu pak,” ujar perempuan yang berasal dari Banyumas itu.

Namun perjalanan Lili dalam membantu masyarakat tidaklah semudah yang diharapkannya.  Terutama ketika menemukan warga binaannya yang menderita sakit parah dan memerlukan rujukan ke rumah sakit yang lebih lengkap. Lili mengakui kadangkala merasa kebingungan, pasalnya warga yang menjadi pemulung di daerah Cipeucang tersebut hampir sebagian besar tak memiliki identitas penduduk warga Tangsel.

Bahkan ada yang sama sekali tidak memiliki identitas penduduk, karena mereka adalah masyarakat urban  yang kehidupannya berpindah-pindah dari satu lapak ke lapak yang lain.  “Saya pengennya mengupdate kesehatan pemulung, soalnya penghasilan mereka kan gak tentu, untuk berobat yang mahal-mahal mereka gak mampu, dan rata-rata mereka tidak punya BPJS,” imbuh Lili yang sudah tinggal sejak tahun 1990 di wilayah tersebut.

Ia berharap kehadiran LKC Dompet Dhuafa dapat menjadi alternatif pengobatan yang dapat dirasakan oleh warga penghuni lapak setempat. “Cuman kalau bisa kegiatan pengobatannya jangan dua minggu sekali karena bagi kami itu terlalu lama, sedangkan mereka mengharapkan banget kegiatan pos sehat yang dilakukan oleh LKC,” kata Ibu yang sempat menyelesaikan pendidikannya hingga tingkat SMA dengan penuh harap.(gm/mj/lkc)

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here