JAKARTA, KBKNEWS.id – Dompet Dhuafa melalui program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) menghelat seminar bertema “Prioritaskan Menyusui: Ciptakan Sistem Pendukung yang Berkelanjutan” dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Sedunia.
Seminar ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk pemerintah, akademisi, pegiat laktasi, dan tokoh masyarakat.
Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kemenkes RI, dr. Lovely Daisy, MKM., menyebutkan beberapa tantangan dalam praktik pemberian ASI eksklusif di Indonesia, seperti kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga terkait manfaat ASI, pengaruh budaya dan sosial yang kadang melahirkan praktik tidak tepat, minimnya dukungan keluarga dan lingkungan, serta promosi susu formula yang masif.
Dia menjelaskan formula emas dalam pemberian makan bayi dan anak, yaitu dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah bayi lahir, ASI Eksklusif hingga usia 6 bulan tanpa tambahan makanan lain, MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) diberikan mulai usia 6 bulan dengan bahan dasar lokal yang bergizi seimbang, dan melanjutkan ASI hingga usia 2 tahun bersamaan dengan makanan keluarga.
Sementara itu dr. Asti Praborini, Sp.A, IBCLC, FABM, menekankan dimensi spiritual dalam menyusui, yaitu perintah Allah untuk menyusui anak selama dua tahun, sebagaimana juga dianjurkan oleh WHO. Ia juga menekankan pentingnya direct breastfeeding dalam meningkatkan hormon cinta antara ibu dan anak.
Dompet Dhuafa melalui LKC telah lama melakukan edukasi, advokasi, dan pendampingan bagi ibu-ibu menyusui, terutama mereka yang memiliki keterbatasan. Tahun ini, gerakan Budaya Mengasihi kembali digaungkan dengan melatih 240 kader laktasi yang siap mengedukasi lebih dari 2.400 ibu di berbagai daerah.
Seminar ini ditutup dengan pesan bersama untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu menyusui.
