SUBANG – Kegiatan da’wah bertajuk “Kafilah Da’wah Mahasiswi STID Mohammad Natsir 1436 H” mulai bergerak menuju lokasi da’wah di Desa Cisampih, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, pada Selasa (9/6/2015). Lama perjalanan dari Jakarta menuju desa Cisampih berlangsung selama lima jam.
Mamasuki kecamatan Dawuan, 5 Km perjalanan menuju desa Cisampih mulai didapati jalan-jalan terjal dan cukup menegangkan. Namun Alhamdulillah, dengan pertolongan Allah semua itu terlewati dan Tim Kafilah Da’wah sampai dengan selamat ke lokasi yang dituju, tepatnya di Yayasan An-Nisa, dimana Yayasan tersebut dijadikan camp bagi mahasisiwi yang akan melaksanakan tugas da’wah di sana.
Kedatangan para mahasiswi disambut dengan hangat dan ramah oleh tuan rumah, yakni pengurus Yayasan An-Nisa. Bu Ani selaku pengasuh di yayasan tersebut mengatakan sangat senang atas kedatangan Tim Kafilah Da’wah ini, dan beliau beserta segenap pengasuh di Yayasan An-Nisa bersedia membantu mahasiswi jika ada hal-hal yang diperlukan.
Tidak hanya sampai di situ, sehari setelah tiba di lokasi, tepatnya pada hari selasa, 10 Juni 2015 para mahasiswi langsung membagi-bagi tugas untuk berkunjung ke rumah beberapa perangkat desa, seperti ke rumah Kepala Desa, Kepala Dusun, dan Pak RT untuk memberitahukan sekaligus menyampaikan surat rekomendasi, dan memberitahu program-program Kafilah Da’wah, serta sekaligus mengurus perizinan mengenai keberadaan mahasiswi di Desa Cisampih ini.
Mereka menyambut baik kedatangan mahasiswi ini dan sangat mendukung setiap program yang akan dilaksanakan. Saat kunjungan ke rumah Pak RT Una sebagai ketua di RT O2 desa Cisampih, didapati beberapa data mengenai penduduk sekitar. Rata-rata penduduk di desa Cisampih adalah sebagai petani, dan kebanyakan dari ibu-ibu ikut kuli borongan membuat kerudung borongan dari rumah ke rumah. Dan kerudung tersebut nantinya akan dipasarkan ke kota. Kemudian ada juga yang berjualan keripik pisang, yang dititipkan dari warung ke warung untuk dijual. Karena pisang merupakan produksi terbanyak di desa ini.
Ada pun rata-rata pendidikan di daerah tersebut mayoritas hanya sampai tingkat SMA, karena kebanyakan remaja yang lulus SMA langsung melamar kerja di pabrik. Dan yang lebih memprihatinkan, anak-anak yang aktif mengaji hanya anak-anak SD saja, sementara anak-anak remaja mulai dari tingkat SMP dan SMA sudah tidak mengaji.
Keberangkatan Tim Kafilah ini didampingi oleh para usatadz dan ustadzah sebagai pembimbing sekaligus orang tua yang selalu setia mendo’akan dan menyemangati, yakni ustad Agus Samsono dan Ustad Sudarmoko.
Sementara itu, Ustadz Agus Samsono sebelum kembali ke Jakarta, beliau berpesan kepada seluruh mahasiswi agar selalu semangat, dan meniatkan tugas ini semata-mata hanya karena Allah. Beliau juga mengingatkan para mahasiswi agar senantiasa berpegang teguh kepada kitabullah dan sunnah. Begitu juga dengan Ustadz Sudarmoko, beliau berpesan agar mahasiswi selalu mengatakan kebenaran meskipun itu pahit, karena kebenaran itu selalu bertentangan dengan dengan hawa nafsu. Dan itulah tantangan salah satu tantangan dalam da’wah. – VOA-Islam