Mari kita sambut Ramadhan

0
100
Para petugas sedang mengobservasi kemunculan hilal untuk menentukan awal Ramdhan.

Awal Ramadhan, dimulainya ibadah shaum di bulan yang penuh berkah oleh umat Islam, bisa berbeda karena beda metode yakni rukyatul hilal dan hisab, namun hal itu tidak akan mengganggu kekhusukan dan semangat persatuan.

Rukyatul hilal dilkukan dengan pengamatan hilal secara langsung pada 29 Sya’ban petang. Jika hilal terlihat, 1 Ramadhan berarti jatuh pada esok harinya, namun jika tidak, perhitungan bulan Sya’ban disempurnakan 30 hari.

Metode Hisab mengedepankan perhitungan astronomi dan matematis untuk menentukan posisi bulan dan awal bulan Hijriah melalui data matematis untuk menentukan posisi bulan, posisi mtahari dan bulan terhadap bumi.

Selain itu, metode hisab juga menggunakan ilmu alak atau astronomi, memastikan wujud hilal dan awal bulan tanpa melihat secara langsung.

Kementerian agama juga menggunakan kriteria yang ditetapkan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malayia dan Singapura (MABIMS) atau imkanul rukyat.

Hilal dianggap memenuhi syarat bila posisinya mencapai ketinggian tiga derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat, sementara MUI mewajibkan warga negara Indonesia menaati ketetapan pemerintah jika terjadi beda pendapat tentang  awal Ramadhan.

Meskipun ada kemungkinan perbedaan awal Ramadan, tapi tujuan utamanya tetap sama, yaitu memastikan ibadah shaum dijalankan sesuai syariat Islam.

Muhammadiyah 

Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia menetapkan penanggalannya berdasarkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KGHT).  1 Ramadan 1446 Hijriah diperkirakan jatuh pada 1 Maret 2025 Masehi.

Penentuan ini didasarkan pada hasil perhitungan hisab untuk bulan Ramadan yang dijadikan pedoman oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Sedangkan untuk menentukan awal puasa dan Idul Fitri, Muhammadiyah menerapkan metode hisab hakiki dengan kriteria Wujudul-Hilal, yang menghitung posisi bulan sebagai acuan utama.

Hingga saat ini, pemerintah belum secara resmi mengumumkan jadwal awal puasa Ramadan 2025.

Namun, berdasarkan Kalender Hijriah 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, awal Ramadan diperkirakan jatuh, Sabtu, 1 Maret 2025 sejalan dengan prediksi Muhammadiyah.

Kepastian mengenai tanggal awal puasa baru akan ditentukan melalui sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama RI.

Sidang isbat penetapan awal Ramadan 1446 H

dijadwalkan berlangsung Jumat, 28 Februari 2025,  dipimpin langsung oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar.

Nahdlatul Ulama

NU juga belum mengumumkan jadwal awal puasa Ramadan 2025. Pada tahun-tahun sebelumnya, penetapan awal Ramadhan akan akan disampaikan Lembaga Falakiyah (LF) PBNU NU atas dasar rukyatul hilal.

Rukyatul hilal akan dilakukan secara serentak oleh LFNU daerah di sejumlah titik yang telah ditentukan, termasuk di pinggiran pantai yang mengarah ke barat dan di gedung-gedung tinggi dengan ufuk barat yang tidak terhalang.

Pelaksanaan rukyat ini akan melibatkan pihak terkait seperti petugas Kementerian Agama, Pengadilan Agama, BMKG, serta masyarakat.

Mahkamah Agung Arab Saudi dilaporkan juga belum menentukan awal Ramadhan 1446 Hijriah hingga saat ini.

Dalam pernyataan resminya, yang diberitakan oleh Al Arabiya News, Kamis (27/2), Mahkamah Agung meminta masyarakat umum untuk melihat bulan melalui teropong atau mata telanjang.

Jika bulan terlihat pada Jumat malam setelah shalat Maghrib, maka Ramadhan akan dimulai pada 1 Maret 2025.

Mari kita sambut Ramadhan 1446H dengan sukacita  dan tdengan tekad agar ukhuwah Islamiyah, keimanan dan katqwaan kita, segenap umat Islam Indonesia  makin meningkat.

Marhaban ya Ramadhan!

 

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here