spot_img

Memimpin Masa Depan

Saudaraku, memimpin itu menggagas masa depan (to govern is to foresee).

Memang benar, tak seorang pun bisa mengantisipasi segala sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan. Akan tetapi, memprediksi kemungkinan yang terjadi lebih baik daripada tidak mempersiapkannya sama sekali.

Untuk itu, pengetahuan tentang masa lalu dapat membantu memahami masa depan. Tanpa bekal pelajaran dari masa lalu, perjalanan ke depan ibarat memasuki lorong sunyi kegelapan. Amnesia merupakan kemalangan ketidaktahuan dalam kesunyian.

Manusia bukan hanya homo sapiens (yg tahu dan bijak), tapi juga homo imaginatus dengan kemampuan mengenang dan memimpikan. Dengan itu, gerak tumbuh pohon kehidupan harus senantiasa mengingat dari mana kita bermula, di mana kita berjejak, karunia potensi apa yg kita miliki, dari akar budaya-kesejarahan spt apa kita tumbuh.

Gerak kehidupan juga harus bisa membayangkan kemungkinan mendatang dengan mengantisipasi perubahan, menyesuaikan diri dgn perkembangan, berwawasan kosmopolitan dgn kesiapan belajar pada praktik terbaik dari sumber mana pun, menyiapkan perencanaan dan haluan ke masa depan.

Namun, perkembangan teknologi modern, perburuan target bisnis kapitalisme dan politik pragmatis, serta desakan kecepatan pemberitaan media membuat kita mengalami rabun jauh yang menimbulkan retakan dalam kesinambungan antar-waktu.

Memang tidak mudah untuk mengantisipasi masa depan yang jauh. Maka, kepemimpinan, seperti kata Sun Tzu, harus mampu melihat simplisitas dlm kompleksitas. Dari kompleksitas kehidupan dan pengalaman, pemimpin harus bisa menemukan prinsip-prinsip utamanya, yang dengan itu perjalanan ke masa depan memilik tambatan; kompas untuk mengarungi kegelapan.

Prinsip itu tidak bisa dipungut sembarangan, melainkan harus disuling dari pengalaman hidup bersama sebagai intisari budaya masyarakat. Dalam konteks Indonesia, prinsip dasar sebagai tambatan visi bangsa yang muncul sebagai refleksi budaya yang telah terbukti ampuh itu terkristalisasi dalam Pancasila yang pada dasarnya tumbuh di atas landasan budaya gotong-royong.

Tantangannya, bagaimana prinsip gotong-royong itu kita terjemahkan ke dalam berbagai dimensi dan bidang kehidupan secara konstruktif sesuai dengan tantangan zaman.

spot_img

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


spot_img

Latest Articles