spot_img

Pablo Escobar, Uangnya masih Bertebaran

WALAU jasadnya sudah terkubur 27 tahun lalu,  aset dan uang bos legendaris Kartel Narkoba Kolombia, Medellin, Pablo Escobar seakan-akan tak ada habisnya,

Seperti diungkapkan BBC baru baru ini, seorang keponakan Escobar, Nicolas  menemukan kantong kresek berisi uang 18 juta dolar AS (sekitar Rp265,5milyar) yang disembunyikan di dinding rumah pamannya di kota Rio Negro, Kolombia.

Nicolás mengatakan,  penemuan itu bukan pertama kalinya karena di tengah pelarian, pamannya selalu menumpuk berbagai aset termasuk surat-surat berharga, properti dan juga uang yang begitu mudah didapatnya sebagai bandar narkoba dunia.

Escobar sendiri sesumbar, ia adalah orang terkaya ke-7 di planet bumi dan dengan begitu besar pengaruhnya terutama di markas besarnya di kota Medellin terbetik rumor bahwa asetnya masih banyak yang tersisa di sana.

Mengawali debutnya sebagai penjahat kelas kampung dengan mencuri batu-batu nisan, Escobar yang berasal dari keluarga petani, masuk daftar pencarian orang (DPO) pada usia 24 tahun karena mencuri mobil dan dua tahun kemudian sebagai pembunuh bayaran dan dituduh menyembunyikan 39 Kg narkoba.

Namun Escobar selalu berhasil lolos dari jeratan hukum karena semua saksi yang akan dihadirkan tewas terbunuh, begitu pula para jaksa yang terlalu “lurus”,  polisi yang aktif melakukan penyelidikan dan juga  penyidikan serta wartawan yang kritis. Ia dan kartel Medellin diduga terlibat dalam 4.000 kasus pembunuhan.

Saking banyak uang yang didapat dari hasil jual-beli  barang haram itu, ia pernah kehilangan Rp11 triliun karena uangnya digerogoti tikus, dan menjelang ajalnya, dilaporkan ia meraup keuntungan sekitar Rp200 triliun dari perdagangan narkoba, memasok 70 sampai 80 ton kokain ke AS tiap bulan.

Miliki Pasukan Khusus

Kartel Medellin pimpinan Escobar memiliki pasukan khusus dan menguasai jalur-jalur tikus untuk memasok narakoba ke wilayah AS sehingga ia dianggap sebagai musuh nomor satu oleh DEA (Badan Narkoba AS semacam BNN).

Namun di balik kegarangannya terhadap aparat hukum, polisi dan rival-rival nya, sosok Escobar juga tidak selalu kelam, bahkan dipuja-puja oleh kaum papa karena kedermawanannya. Ia membangun tempat bermain anak-anak, mendirikan LSM dan menerbitkan koran.

Escobar sendiri hidup sangat sederhana, mengendarai mobil Reanult tua, selalu memakai baju kaus dan sepatu tenis, walau jauga mengenakan arloji Rolex yang bertabur intan.

Di puncak kejayaannya Escobar membangun kota dengan 200 rumah bagi para tunawisma, sehingga mereka menyebut namanya Don Pablo, dan koran lokal menyebutnya sebagai “Robin Hood,” tokoh perampok dermawan.

Don Pablo juga memasuki panggng politik, bergabung dengan partai besar, Partido Liberal, dan pada tahun 1982 menjadi wakil pengganti wilayah Bogota sehingga kedudukannya  sebagai anggota parlemen membuat ia kebal hukum dan saat itu asetnya diperkirakan sudah bernilai milyaran dolar AS.

Awal dasawarsa 1980 menjadi era keemasan perdagangan obat bius Kolombia karena hanya ada dua dua kartel yang saling berbagi wilayah kekuasaan.

Kartel Medellin pimpinan Escobar memonopoli jalur perdagangan kokain di Florida, sedangkan lainnya yang berpusat di kota Cali di tenggara Kolombia menguasai perdagangan di New York dan California.

Alami Titik Balik

Kejayaan Escobar mengalami titik balik saat Menteri Kehakiman Kolombia, Rodrigo Bonila yang bernyali besar dan koran terbitan Bogota, el Espectador dipimpin pemrednya, Guillermo Cano berani mengungkit-ungkit aksi kejahatannya.

Tekanan politik yang bertubi-tubi akhirnya menyudutkan Parta Liberal sehingga terpaksa mencopot Escobar dari keanggotaanya sehingga ia pun tidak memiliki kekebalan hukum lagi dan dinyatakan sebagai penjahat pengedar obat bius.

Respons Escobar juga tak tanggung-tanggung,  Bonila tewas di tangan antek-antek Escobar pada 1984 lalu disusul oleh Cano yang juga menemui ajalnya dibantai pasukan Escobar pada 1989.

Aksi-aksi pembantaian terhadap tokoh-tokoh yang dianggap musuh oleh Escobar,  aksi bom mobil dan berbagai teror lainnya menjadi peristiwa sehari-hari di Kolombia sejak 1984. Siapa lagi pelakunya kalau bukan orang-orang Escobar.

Saat calon presiden dari Partai Liberal Luis Carlos Galan dibunuh kawanan Escobar saat sedang berkampanye pada 1989, Presiden Vurgilio Barco pun menyatakan perang total dibantu AS melawan Kartel Medellin.

Escobar masih sempat melancarkan aksi teror, meledakan pesawatKolombia sehingga  menewaskan 107 penumpangnya pada November 1989, namun pemerintah yang melancarkan oeparsi militer besar-besaran akhirnya berhasil mencokok Escobar pada Juni 1991.

Aksi Don Pablo ternyata belum berakhir, malah ia berbuat ulah lagi 13 bulan kemudian saat ia berhasil lolos ketika hendak dipindah ke penjara militer.

Langkah Escobar baru benar-benar berhenti setelah tewas tertembak pada 2 Desember 1993 begitu pula Kartel Medellin yang mulai runtuh sepeninggalnya.

Bernama lengkap Pablo Emilio Escobar Gaviria, lahir di Rio Negro pada 1 Desember 1949 dan tewas pada 2 Desember, 1993 adalah gembong narkoba yang menyediakan 80 persen  kokain selundupan ke AS dengan  asetnya sekitar 30 milyar dolar (sekitar Rp442,5 triliun).

Dibesarkan di Medellin, ia sempat kuliah di Universidad Autónoma Latinoamericana di kota tersebut, namun tidak rampung dan mulai  terlibat dalam kegiatan kriminal dengan menjual rokok selundupan dan  lotre palsu serta pencurian kendaraan bermotor.

Pada 1970-an ia mulai bekerja untuk berbagai penyelundup barang ilegal, sering menculik dan menahan orang untuk tebusan sebelum mulai mendistribusikan bubuk kokain sendiri, serta membangun rute penyelundupan pertama ke AS pada 1975.

Kekayaan dan kekuasaan yang dikejar dengan menghalalkan berbagai cara, akan ditinggalkan semuanya kelak, yang terisa hanya  pertanggungjawabannya yang tidak bisa dihindarkan. (KOmpas/ns)

 

 

 

spot_img

Related Articles

spot_img

Latest Articles