
PEMIMPIN tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menempuh perjalanan tiga hari dari ibu kota Pyongyang, Minggu (10/9) dengan kereta api untuk menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di wilayah timur Rusia.
Setibanya di lokasi pertemuan di luar kota Tsiolkovsky, kawasan Kosmodrom Vostochny, Rusia timur, Rabu (13/9), pemimpin kedua negara tersebut seperti dikutip Reuters, diduga membahas isu terkait persenjataan.
Di tengah kondisi darurat pangan, Korut yang terus melakukan uji coba peluncuran rudal-rudal balistik dan persenjataan nuklir memerlukan teknologi Rusia, sebaliknya Rusia yang sedang berperang melawan Ukraina memerlukan pasokan amunisi.
Lawatan Presiden Kim ke Rusia timur kali ini juga tidak luput dari pengamatan tetangga serumpun dan juga musuhnya, Korea Selatan, seperti diberitakan Yon Hap, KA yang dinaikai Presiden Kim tidak mengarah ke Vladivostok dimana Presiden Putin sedang mengikuti Forum Ekonomi Timur sampai Rabu (13/9)
Sementara Kantor Berita Rusia, RIA Novosti menyebutkan, KA berpelat baja tahan peluru yang membawa rombongan Presiden Kim sempat berhenti di kota perbatasan dengan Korut, Khasan untuk memberi kesempatan pemimpin lokal kota tersebut memberi penghormatan pada Presiden Kim.
Sedangkan harian the Washington Post dalam laporannya menyebutkan, KA yang dinaiki rombongan Presiden Kim sangat mewah, dipersenjatai, namun hanya mampu bergerak dalam kecepatan 40 km per jam.
Pejabat Rusia yang pernah naik KA kepresidenan Korut tersebut Konstantin Pulikovsky menyebutkan mewahnya hidangan berupa menu terbaik Korea, Jepang dan Barat yang disajikan selama perjalyananan termasuk anggur terbaik Bordeaux dan Burgundi.
Sepanjang perjalanan, penumpang juga dihibur oleh sekelompok perempuan cantik yang diperkenalkan sebagai perempuan kondektur KA kepresidenan tersebut.
Mengutip keterangan pakar transportasi Korsel Ahn Byung-min, diungkapkan bahwa selain jaringan perkeretaapian di Korut sudah usang, beban berat yang diangakutnya a.l. helikopter, dua sedan Mercedez Benz dan sejumlah persenjataan membuat KA tersebut bergerak lamban.
Dua gerbong khusus berlapis baja istimewa sebagai pelindung disiapkan untuk Presiden Kim. Satu gerbong sebagai kamar tidur sang presiden dan gerbong satunya untuk ruang rapat, audensi dilengkapi telpon satelit dan TV layar lebar.
Sebelumnya, Kim juga menempuh perjalanan KA selama tiga hari untuk menghadiri pertemuan bilateral dengan Presiden AS Donald Trump di Hanoi pada 2018.
Mendiang ayah Presiden Kim yang sebelumnya juga menjabat Presiden, Kim Jong Il bahkan menempuh perjalanan 24 hari dari Pyongyang ke Moskwa berjarak sekitar 20.000 km pada 2001.
Mungkin para pemimpin Korut berfikir, walau sangat lamban, berkendara dengan KA lebih aman, dibandingkan dengan pesawat udara yang jika mengalami kecelakaan akibat disengaja atau tidak, lebih sukar untuk menyelamatkan diri.
Padahal, menurut catatan penerbangan sipil, pesawat udara adalah moda transportasi paling aman, hanya terjadi satu kecelakaan dari 4,2 juta penerbangan (kecuali jika ada aksi sabotase atau kesengajaan tentunya).
Sebaliknya, KA yang beroperasi di atas rel atau jalurnya, tidak bisa bermanuver, dalam kecepatan, jauh lebih lambat dari pesawat udara sehingga bisa jadi lebih rawan jika sengaja diincar musuh misalnya dipasangi bahan peledak di lintasannya, dirusak relnya atau ditembaki dengan meriam atau rudal dari kejauhan.
Bedanya, jika terjadi suatu insiden di atas KA, penumpangnya masih berpeluang untuk loncat atau turun, lalu menyelamatkan diri atau bersembuyi di tempat aman menunggu bantuan tiba, sebaliknya jika terjadi kecelakaan di udara, tidak ada tempat untuk bersembuyi atau keluar dari pesawat.
Mungkin pula, kegemaran pemimpin Korut menggunakan moda angkutan KA saat melakukan perjalanan jauh untuk menunjukkan kesederhanaan, ngirit di tengah kesulitan ekonomi atau sekedar bernostalgia, wallahu alam! (ns/berbagai sumber)
