Penderita Gizi Buruk di MENA Jadi 33 Juta Orang

0
140

TIMTENG – Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), Rabu (3/6/2015) melaporkan jumlah orang dengan gizi buruk kronis di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) telah berlipat jadi 33 juta orang selama 25 tahun terakhir.

Kondisi rawan pangan di wilayah tersebut terpusat di Irak, Sudan, Suriah, Yaman, Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza, tempat konflik dan krisis telah mengganggu akses ke makanan buat jutaan orang, kata FAO.

“Wilayah itu (MENA), secara keseluruhan telah menyaksikan kemunduran serius dalam perang melawan kelaparan,” kata Asisten Direktur Jenderal FAO Abdessalam Ould Ahmed di dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Xinhua.

“Konflik dan krisis yang berkepanjangan adalah pengendali utama kondisi rawan pangan di wilayah tersebut.”

Lebih dari 13 juta orang diperkirakan sangat memerlukan bantuan pangan akibat krisis di Suriah. Sementara itu, seperempat orang Yaman, dan hampir seperempat –23 persen– orang Irak dipandang kekurangan gizi.

Walaupun 15 dari 19 negara di wilayah itu telah memenuhi Sasaran Pembangunan Milenium (MDG) dalam memangkas sampai separuh jumlah orang miskin –atau mempertahankannya di bawah lima persen– antara 1990 dan 2015, kondisi rawan pangan di daerah yang dipengaruhi konflik berarti seluruh wilayah tersebut telah mengalami kemunduran.

MDG adalah serangkaian delapan sasaran anti-kemiskinan yang direncanakan dicapai sampai akhir tahun ini.

“Gambaran secara keseluruh tak boleh menyelimuti kemajuan yang dicapai oleh kebanyakan negara,” katanya. “Kita mesti memuji ke-15 negara di wilayah itu (MENA) yang telah mencapai Sasaran Pembangunan Milenium … .”

Laporan mengenai Kondisi Rawan Pangan di Dunia (SOFI) yang dikeluarkan pekan lalu mendapai MENA adalah satu-satunya wilayah tempat jumlah orang yang mengalami kurang gizi telah meningkat dibandingkan dengan jumlahnya pada 1990.

Secara global, Prevalensi Kurang Gizi bagi negara berkembang telah turun dari 23,4 persen pada 1990 jadi 12,9 persen.

Laporan tersebut mendapati bahwa pengurangan itu sangat dipengaruhi oleh kemajuan yang dicapai di negara yang berpenduduk padat, termasuk Tiongkok dan India. – Antara

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here