Pertolongan Pertama pada Korban Tenggelam

JAKARTA – Dr dr Ririe Fachrina Malisie SpA(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Emergensi dan Rawat Intensif Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), membagikan langkah-langkah untuk memberikan pertolongan pertama kepada korban tenggelam.

Ririe menjelaskan bahwa prinsip utama adalah memberikan pertolongan di dalam air dan setelah berhasil menarik korban keluar dari air, penanganan dilakukan di fasilitas kesehatan. Tujuan utamanya adalah menyelamatkan nyawa.

“Apabila melihat seseorang tenggelam, korban harus segera dievakuasi dari air dengan secepat mungkin,” kata Ririe dilansir dari Antara Rabu (34/5/2023).

Ririe mengingatkan bahwa penolong tidak boleh panik dan harus segera memanggil bantuan. Jika posisi korban mudah dijangkau, penolong dapat meraih tangan atau tubuh korban menggunakan tangan atau alat yang mengapung, seperti ban atau papan, yang dapat digunakan oleh korban sebagai pegangan.

Jika jarak antara penolong dan korban terlalu jauh, penolong harus mendekati korban dengan menggunakan perahu atau berenang. Ririe menekankan bahwa penolong harus memiliki kemampuan berenang dan keterampilan penyelamatan yang baik.

Apabila korban tenggelam dalam keadaan sadar dan tidak panik, penolong dapat mengevakuasi korban dengan meletakkan salah satu tangan penolong di sekitar tubuh korban melalui ketiak atau menarik kerah baju korban.

Namun, jika korban mengalami panik saat tenggelam, penolong harus membuat korban tetap tenang agar evakuasi dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Setelah berhasil menarik korban keluar dari air, penting untuk membaringkan tubuh korban dengan posisi kepala, leher, dan punggung sejajar untuk mencegah cedera pada tulang belakang.

Setelah membaringkan korban, periksa dan buka saluran napas korban dengan membuka pakaian dan menghilangkan hambatan yang mengganggu pernapasan.

Sambil mengelap tubuhnya agar tidak kedinginan, Ririe menjelaskan bahwa wajah korban harus menghadap ke atas sebelum penolong memberikan pertolongan pertama berupa resusitasi jantung paru (RJP).

RJP dapat dilakukan dengan melakukan kompresi pada bagian tengah dada korban sebanyak 15 kali untuk anak-anak atau 30 kali untuk dewasa.

Setelah itu, berikan dua kali bantuan napas buatan mulut ke mulut dan ulangi pola tersebut sampai korban mulai bernapas atau sadar.

Untuk mengeluarkan air yang tertelan, penolong dapat menutup hidung korban sehingga air yang tertelan dapat dikeluarkan melalui mulut.

Ririe menyebutkan bahwa penting untuk memastikan bahwa tubuh korban tetap hangat dengan mengganti pakaian basah dan menyelimuti tubuhnya.

Setelah itu, lakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi cedera pada tubuh korban dan memberikan perawatan yang diperlukan.

Setelah memberikan pertolongan pertama, Ririe menekankan pentingnya segera membawa korban ke fasilitas kesehatan atau mendapatkan bantuan dari tenaga medis untuk penanganan lanjutan.