JAKARTA – UNESCO (Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) kembali mengakui empat situs geopark di Indonesia sebagai bagian dari UNESCO Global Geoparks (UGG). Dengan ini, sejak 2012, sudah ada 10 geopark atau taman bumi di Indonesia yang terdaftar dalam UNESCO.
Keempat geopark tersebut adalah Ijen UNESCO Global Geopark, Maros Pangkep UNESCO Global Geopark, Merangin Jambi UNESCO Global Geopark, dan Raja Ampat UNESCO Global Geopark. Penetapan keempat situs geopark ini didasarkan pada keputusan yang diambil dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis, Rabu (24/5/2023).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menyambut baik pengakuan empat situs geopark Indonesia sebagai bagian dari jaringan UNESCO Global Geoparks, dan berharap hal ini akan meningkatkan promosi pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, serta mendorong pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Menparekraf Sandiaga menyatakan komitmennya untuk secara maksimal mempromosikan baik keempat geopark yang baru saja diakui dalam jaringan UGG maupun enam geopark lainnya yang sebelumnya sudah terdaftar, agar semakin dikenal dan menarik minat wisatawan.
Upaya tersebut juga melibatkan pendampingan dan pelatihan untuk memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) dan menjaga keberagaman yang ada di dalam geopark.
Selain itu, melalui jaringan UGG ini, geopark diakui sebagai wilayah geografi yang memiliki warisan geologi dan keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi, termasuk keanekaragaman hayati dan budaya yang melekat di dalamnya. Hal ini dikembangkan melalui tiga pilar utama, yaitu konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal.
“Mengikutsertakan desa-desa wisata di sekitar geopark adalah bagian dari upaya untuk berkontribusi dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis geopark,” ujar Menteri Sandiaga, dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
UNESCO Global Geopark adalah area geografis yang mengelola situs dan lanskap dengan nilai geologis internasional melalui pendekatan konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Geopark ini mendapatkan pengakuan UNESCO dan dikembangkan dengan prinsip konservasi dan pembangunan berkelanjutan yang melibatkan komunitas lokal.
UNESCO secara resmi mengumumkan penambahan 18 situs geopark baru ke dalam jaringan UGG, termasuk empat situs geopark di Indonesia. Dengan penambahan ini, total ada 195 situs geopark dari 48 negara yang tergabung dalam jaringan UGG.
Salah satu geopark yang menonjol dengan keanekaragaman hayati dan budaya yang luar biasa adalah Geopark Merangin. Terletak di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, geopark ini terletak di pusat Pulau Sumatra. Kota terdekat adalah Kota Bangko, dan dapat dicapai dalam perjalanan darat selama 5-6 jam dari Kota Jambi.
Geopark Merangin memiliki luas 4.832,31 kilometer persegi yang sebagian besar terdiri dari dataran, dengan Gunung Masurai sebagai puncak tertingginya dengan ketinggian sekitar 2.900 meter di atas permukaan laut. Keindahan alam di kawasan ini sangat lengkap, terdiri dari gunung, kawah, lembah, air terjun, sungai, danau, dan gua.
Kawasan Geopark Merangin Jambi juga menjadi rumah bagi lebih dari 4.000 jenis tanaman dan 372 spesies fauna. Sebagian besar dari mereka adalah spesies langka dan terancam punah.
Bagi para petualang dan pecinta prasejarah, Geopark Merangin menawarkan banyak hal menarik. Setidaknya, ada tiga keunikan geologi utama yang dapat ditemukan di Geopark Merangin Jambi, seperti yang dilaporkan oleh geopark.meranginkab.go.id.
Di Geopark Merangin, terdapat tiga keunikan geologi utama yang menarik perhatian. Pertama, fosil flora Jambi yang mewakili Terrane Sumatra Barat dari dataran Cathaysia dengan Flora Euramerican.
Kedua, pemandangan Karst yang mewakili era Mesozoikum, lengkap dengan artefak prasejarah. Ketiga, Kaldera Masurai yang mewakili aktivitas vulkanik pada era Kuarter.
Selain menjadi tempat penyimpanan fosil yang lebih tua daripada pulau Sumatra, Geopark Merangin juga menawarkan pesona alam yang indah. Ada beberapa gua yang dapat dieksplorasi oleh para pelancong, seperti Gua Sengayu, Gua Sengering, dan Gua Tiangko.
Geopark Merangin juga dikelilingi oleh beberapa danau yang menakjubkan, seperti Danau Pauh, Danau Depati Empat, dan Danau Telago Biru, yang menjadi daya tarik bagi banyak wisatawan.
Selain itu, terdapat banyak air terjun di Geopark Merangin, seperti air terjun Sigerincing, air terjun Lempisang, air terjun Mukus, air terjun Serintik Hujan Panas, dan air terjun Dukun Betuah. Bagi yang ingin menikmati dan berendam di air panas, ada sumber mata air panas seperti Fumarol Grao Sakti dan mata air panas Nilo Sungsang.
Masyarakat adat di kawasan Geopark Merangin juga berperan dalam menjaga kelestarian alam dan budayanya. Ada wilayah Hutan Adat Guguk dan Hutan Adat Serampas Rantau Kermas yang dijaga keasriannya oleh masyarakat setempat.
Masyarakat di sekitar Geopark Merangin telah menyadari kekayaan alam yang mereka miliki dan berkomitmen untuk menjaga warisan tersebut selamanya, seperti yang dilakukan oleh warga Desa Adat Air Batu dan Perkampungan Tradisional Rantau Panjang. Pengunjung juga dapat merasakan kegiatan adat lokal dengan tetap menghormati tradisi setempat.
Fasilitas Wisata
Di Geopark Merangin, terdapat beberapa fasilitas yang disediakan untuk para wisatawan. Salah satunya adalah fasilitas homestay di Desa Air Batu, yang dikelola oleh warga setempat. Bagi mereka yang ingin mengunjungi desa tersebut, terdapat jasa travel yang tersedia dari Kota Jambi dan Kota Bangko. Selain itu, fasilitas seperti toilet, tempat parkir, dan musala juga tersedia di Desa Air Batu.
Bagi para wisatawan yang tertarik untuk melakukan aktivitas arung jeram, mereka dapat menyewa perahu karet dengan biaya sebesar Rp450.000 per orang, termasuk makanan dan biaya menginap. Biaya sewa tersebut sudah mencakup jasa pemandu yang akan mendampingi wisatawan selama perjalanan arung jeram dari titik awal hingga akhir.
Salah satu agenda jelajah menarik di Geopark Merangin adalah melakukan arung jeram di Sungai Manau sambil melihat beberapa artefak fosil dan menjelajahi gua karst.
Disarankan bagi wisatawan untuk mengunjungi Geopark Merangin sejak pagi hari agar memiliki waktu yang cukup untuk mengeksplorasi kekayaan alam dan budaya Merangin. Oleh karena itu, sebaiknya berangkat dari Kota Jambi atau Bangko sejak malam hari sebelumnya untuk mengoptimalkan waktu perjalanan.
Sumber: indonesia.go.id