JAKARTA – Menjelang libur Natal dan Tahun Barum Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melakukan upaya modifikasi cuaca bersama tim gabungan.
“BMKG dalam rangka untuk memitigasi kondisi cuaca, bersama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan TNI-Polri melakukan modifikasi cuaca terutama untuk titik-titik yang dikhawatirkan akan berdampak potensi bencana,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Modifikasi cuaca itu dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem berupa peningkatan curah hujan sebesar 20 persen yang diperkirakan melanda sejumlah daerah selama periode Natal dan Tahun Baru.
Dwikorita juga mengingatkan masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi cuaca, utamanya di jalur mudik. “Dari perkiraan dan prediksi kami, menjelang Natal dan Tahun Baru hingga sekitar tanggal 9 Januari, di beberapa wilayah, terutama yang di jalur mudik, juga mengalami peningkatan eskalasi cuaca,” ucapnya.
Ia mengatakan, masyarakat dapat memonitor cuaca di jalur mudik yang dilewati melalui aplikasi info BMKG.
“Terus saja memonitor perkembangan informasi agar dapat merencanakan perjalanan dengan, insyaallah, aman dan nyaman,” kata dia.
Sebelumnya, Dwikorita mengatakan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025, dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah yang dapat meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen.
Ia mengatakan dinamika atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi cold surge (seruakan udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, juga diproyeksikan aktif selama periode Natal dan Tahun Baru.
“Kedua fenomena ini memiliki potensi untuk meningkatkan intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, meskipun skala dan dampaknya masih memerlukan pemantauan lebih lanjut,” katanya.