Presiden Kim murka, kapal perang  gagal diluncurkan

Presiden Korut Kim Jong Un murka, karena kapal perusak terbesar yang diluncurkan, Kamis gagal akibat kealahan teknis (21/5) (foto: Kyodo)

KAPAL perusak terbesar Korea Utara yang digadang-gadang mampu membawa rudal berkepala nuklir, gagal diluncurkan, Kamis (1/5) karena kesalahan teknis  sehingga membuat murka Presiden Kim Jong Un.

The independent melaporkan, upacara peluncuran kapal perrusak baru berbobot 5.000 ton itu di pelabuhan Chongjin, Korut, Kamis (21/5) berakhir memalukan, dan dari rekaman video jelas tampak, kapal kehilangan keseimbangan lalu tercebur ke laut.

Kapal nahas itu mengalami kerusakan pada beberapa bagian lambung kapal, sementara Kantor Berita Pemerintah Korut  KCNA, melaporkan insiden itu,  memuat respons keras Presiden Kim Jong Un.

“Kim dengan tegas mengatakan bahwa itu adalah insiden serius dan tindakan kriminal disebabkan kecerobohan, tidak bertanggung jawab dan tidak dapat ditoleransi,” demikian KCNA dikutip dari The Guardian dan  memerintahkan agar kapal diperbaiki sebelum pertemuan penting Partai Buruh Juni depan.

Menurut KCNA, kecelakaan ini menjatuhkan martabat dan harga diri negara Korut dan menyalahkan komandan tidak berpengalaman dan kecerobohan operasional yang menyebabkan beberapa bagian dasar kapal hancur.

Pejabat yang dianggap bertanggung jawab atas kejadian ini akan ditindak saat rapat pleno komite pusat partai pada Juni 2025, imbuh Kim.

Tergeletak miring

Militer Korea Selatan mengonfirmasi bahwa kapal tersebut kini tergeletak miring di air, menandakan kerusakan serius akibat insiden peluncuran.

Dalam laporan sebelumnya, lembaga pemantau berbasis di AS, 38 North, menyebut, kapal perang Korut itu  kemungkinan diluncurkan dari dermaga, metode yang jarang digunakan di Korea Utara.

“Penggunaan metode peluncuran ini bisa jadi merupakan sat satunya cara karena dermaga yang dibangun tidak memiliki kemiringan,” kata laporan itu, sementara citra satelit menunjukkan, kapal sandar berdampingan di dermaga dengan kapal pendukungnya sehari sebelum peluncuran.

Kapal perusak ini merupakan kapal kedua terbesar di armada Korut. Sebelumnya, media pemerintah menayangkan gambar Kim Jong Un menghadiri peluncuran kapal perusak pertama bersama putrinya, Kim Ju Ae, yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Kim.

Korut mengeklaim kapal yang dinamai Choe Hyon itu dilengkapi senjata berat dan akan mulai beroperasi awal tahun depan.

Beberapa analis menduga kapal tersebut bisa membawa rudal nuklir taktis jarak pendek, meski Korut belum membuktikan kemampuan miniaturisasi bom atom.

Bantuan Rusia

Militer Korsel menyatakan, kapal tersebut kemungkinan dikembangkan dengan bantuan Rusia, sebagai imbalan atas dukungan Pyongyang yang mengirimkan pasukan untuk membantu Moskwa di perang Ukraina.

Sementara Ahn Chan-il, pembelot Korut sekaligus pengelola World Institute for North Korea Studies, mengungkapkan, jadwal pelaksanaan konstruksi kapal dan peluncurannya dikoordinasikan dengan Rusia.”

Ahn menambahkan, “Tampaknya dermaga dibangun dengan tergesa-gesa, dan beberapa masalah mungkin muncul selama proses pembuatan kapal.”

Meski Korut dikenal sangat tertutup, insiden kecelakaan peluncuran kali ini diumumkan secara cepat oleh rezim.

Cheong Seong-chang dari Institut Sejong di Seoul menilai,  Kim Jong-un memutus rantai penyebaran rumor negatif dan mengendalikan pejabat dengan lebih tegas dengan bersikap terbuka ketimbang  menyembunyikannya.”

Selain pengembangan rudal dan menjalin hubungan lebih erat dengan Rusia, Kim juga memperhatikan penguatan angkatan laut.

KCNA menyebutkan, kecelakaan tersebut disebabkan komandan yang tidak berpengalaman dan adanya kecerobohan dalam operasional, sebagaimana dilansir AFP, Kamis (22/5).(The Independent/KCNA/ns)

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here