BANYUWANGI – Pantai Pulau Merah di Banyuwangi tengah dipenuhi endapan lumpur yang berasal dari air hujan yang bergerak menuju sungai dan meluap.
Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharram, mengatakan, lumpur berasal dari air hujan yang menggerus bukit gundul di kawasan Gunung Tumpang Pitu.
“Bukit di atasnya itu kan sekarang dibangun untuk kawasan pertambangan emas. Luapan lumpur juga datang dari sungai di sisi pantai. Meski hingga sekarang masih turun hujan dan membawa lumpur, tapi saat ini lumpur mulai dibersihkan,” kata Eka, Jum’at (19/8/2016).
Akibat banjir lumpur tersebut perekonomian warga setempat terganggu karena banyak wisatawan yang batal datang dan lokasi wisata menjadi sepi.
Eka mengatakan jika hujan terus terjadi hingga saat ini, dan menambah banjir lumpur.
“Kemarin itu pas hari Jum’at (12/8/2016) kemarin ada 18 tamu saya dari Eropa hanya duduk di warung, karena tidak bisa selancar. Sehari kemudian, ada 21 tamu juga justru tidak jadi berangkat, karena tahu kalau PM kotor,” jelas Suyitno Lifeguard Pantai Pulau Merah, dikutip dari beritajatim.
Menurut Suyitno, berdasarkan pengamatan dan penelitian sementara yang dilakukan oleh tim perusahaan tambang emas itu, lumpur yang mengalir ke Pantai Pulau Merah mencapi 500 ribu kubik.
“Kami sebenarnya telah membentuk Pansus Lumpur, hal ini untuk mengkaji kejadian banjir yang mulai terjadi. Tapi hingga kini belum mendapat perijinan dari piha perusahaa untuk melihat ke atas,” kata Suyit yang juga anggota Pansus Lumpur Pulau Merah.
Hal yang dikhawatirkan oleh warga setempat yaitu sebelumnya tidak pernah terjadi banjir lumpur. Tapi kini mulai terjadi banjir dengan intensitas cukup besar dan tergolong dahsyat. “Tidak hanya Pulau Merah, tapi kebun warga juga tidak dapat panen karena terendam lumpur,” Tegas Suyit.
Aliran lumpur yang menuju ke laut juga telah mengganggu aktivitas nelayan. Karena air laut menjadi kotor dan ikan sulit ditangkap.