Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, Dua Meninggal

JAKARTA, KBKNEWS.id – Dua orang dari 28 warga suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang menjadi korban gigitan ular berbisa ular tanah, dilaporkan meninggal dunia.

Ketua Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif Kirdiat  mengatakan kasus gigitan ular tanah yang mematikan itu cukup menonjol bagi warga Badui ketika membuka lahan pertanian ladang, karena masyarakat Badui yang sehari-hari berada di kawasan hutan dan dipastikan setiap bulan menjadi korban gigitan binatang melata itu.

Mengantisipasi kasus terus berulang, pihaknya kini mengoptimalkan edukasi pencegahan kasus gigitan ular berbisa kepada masyarakat Badui.

Kegiatan edukasi itu dengan dua strategi yakni pertama pencegahan gigitan ular ketika berada di kawasan hutan saat membuka pertanian ladang. Kedua, edukasi usai korban gigitan ular dengan ditangani secara medis agar tidak menimbulkan korban jiwa, karena penyembuhannya tidak ampuh dengan cara jampi-jampi.

Selain itu juga pihaknya akan mendatangkan serum anti bisa ular dari Thailand, sebab di negara itu produksi serum terbesar di dunia.

Sedangkan serum obat anti ular di Indonesia hanya diproduksi PT Bio Farma Bandung relatif terbatas, sehingga kerapkali terjadi kelangkaan obat penangkal serum itu.

“Kami berharap dengan mendatangkan serum anti bisa ular dari Thailand bisa terpenuhi,” kata Arif.

Sementara itu Kepala Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Djaro Oom mengatakan pihaknya berharap Gubernur Banten Andra Soni dapat memenuhi permintaan obat anti-bisa ular untuk masyarakat Badui. Selama ini kasus gigitan ular Badui cukup tinggi, terutama saat membuka lahan pertanian.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here