Resiko Bencana di Bengkulu Tinggi, DMC DD Ajak Warga Tingkatkan Kesadaran Mitigasi

Dapur Umum DMC DD di lokasi terdampak banjir di Bengkulu/ foto: DMC DD

BENGKULU – Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menghimbau masyarakat di Provinsi Bengkulu untuk meningkatkan kapasitas dalam melakukan mitigasi bencana.

Secara geografis Provinsi Bengkulu merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan dua lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Pertemuan lempeng ini disebut zona subduksi yang merupakan daerah aktif gempabumi yang berpotensi tsunami.

Berdasarkan hasil pengukuran indeks risiko bencana Indonesia (IRBI) 2021, Bengkulu memiliki kelas risiko bencana yang tinggi dengan nilai 157.14 (Tinggi).

“Bengkulu memiliki ancaman bencana alam berupa gempabumi, tsunami, gunungapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, cuaca ektrim, gelombang ekstrim dan abrasi, serta kebakaran hutan dan lahan,” tulis dalam IRBI 2021.

Kota Bengkulu masuk ke dalam urutan ke-8 sebagai kota dengan indeks risiko bencana tertinggi di provinsi Bengkulu. Jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya di seluruh Indonesia, Kota Kaur, Bengkulu sendiri masuk dalam urutan ke-18 dengan indeks risiko yang tinggi.

Curah hujan yang tinggi sejak Senin (29/08/2022) hingga Jumat (2/09/2022) yang melanda Provinsi Bengkulu mengakibatkan 7 wilayah berupa 6 Kabupaten dan 1 Kota di Provinsi Bengkulu terendam, yakni Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu Tengah, Kabupaten Kaur, Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Rejang Lebong.

Banjir selain karena hujan deras juga diyakini akibat kenyataan tambang batu bara, yang mengakibatkan Bengkulu rawan akan bencana alam. Meski sempat muncul penolakan dan petisi untuk menutup tambang batu bara pada tahun 2019. Namun hingga saat ini masih ada dan sementara waktu dihentikan untuk beroperasi.

“Melihat kenyataan di atas, kami menghimbau masyarakat untuk memiliki pemahaman dasar akan mitigasi bencana alam. Selain kami menghimbau masyarakat untuk beralih kepada gaya hidup yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi potensi dampak dari krisis iklim,” terang Haryo Mojopahit selaku Chief Executive Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa.

Pada saat terjadi bencana banjir di Bengkulu pada bulan Agustus lalu DMC Dompet Dhuafa telah melakukan aksi bersih, bantu evakuasi peralatan warga, distribusi hygiene kit, Dapur Umum dan Pos Hangat di Kelurahan Sawah Lebar Baru, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu.

Aksi layanan DMC Dompet Dhuafa dilakukan mulai dari 2 September 2022 hingga 4 September 2022, dengan total penerima manfaat mencapai 950 jiwa.