Sebuah SD di Majalengka Murid Barunya Hanya 6 Orang

SD di Kec Kertajati/ Dok PR

MAJALENGKA- Tak seperti didaerah lain saat tahun ajaran lalu terlihat ramai, justeru SD Kertajati 3, Desa Kertajati, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka sejak tiga tahun terakhir jumlah muridnya selalu kurang dari 40 orang.

Menurut keterangan Kepala SD Kertajati 3, Sarif Hidayat, pendaftar murid baru kini hanya berjumlah 6 orang. Mereka semua berasal dari warga yang tergusur yang tinggal sekitar 1 hingga 2 km dari lokasi sekolah.

Sekolah itu juga memprihatinkan, murid muridnya kini menempati tiga ruang kelas yang dindingnya berasal dari bilik dan kalsibor. Hal itu lantaran sekolah mereka dibongkar beberapa tahun lalu akibat terkena pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).

Menurut keterangan Kepala SD Kertajati 3, Sarif Hidayat, pendaftar murid baru kini hanya berjumlah 6 orang. Mereka semua berasal dari warga yang tergusur yang tinggal sekitar 1 hingga 2 km dari lokasi sekolah.

Karena jauhnya letak sekolah beberapa murid kelas I terpaksa diantar oleh orangtuanya masing-masing, atau dititipkan kepada kaka kelas mereka atau tetangganya.

Sebagian dari mereka pun saat berangkat ke sekolah terpaksa mencopot alas kakinya karena kondisi jalanan licin terlebih bila usai hujan, sehingga murid-murid belajar dengan cara nyeker.

“Bagi kami yang terpenting mereka bersedia sekolah, tidak penting mereka mau pakai baju seragam atau tidak atau memakai sepatu, pake sandal atau bahkan nyeker sekalipun. Mereka bersedia sekolahpun sudah bersukur,” ungkap Sarif seperti diberitakan PR Online.

Minimnya pendaftar ini kemumungkinan karena letak sekolahnya jauh serta kondisi sekolah yang dianggap kurang layak untuk gedung sekolah dasar. Gedung sekolah tersebut dibangun secara swadaya oleh pemerintah desa yang sedianya akan dipergunakan untuk gedung Madrasah Diniyah. Namun karenaa murid SD tidak memiliki bangunan akhirnya bangunan tersebut dipergunakan pula untuk kegiatan belajar mengajar murid SD.

Di SD tersebut hanya tersedia tiga ruang kelas yang masing-masing ukuran kelasnya sangat kecil hanya sekitar 4 X 6 meteran. Di satu ruang kelas tersebut terpaksa dipergunakan untuk dua rombongan belajar dengan guru yang sama. Karena jumlah guru di sekolah tersebut juga hanya tiga orang.

Sarif Hidayat dan beberapa guru di sekolah tersebut berharap, pemerintah bisa membangun gedung sekolah baru yang lebih layak untuk dipergunakan kegiatan belajar mengajar. Serta difasilitasi dengan toilet agar murid-murid bisa buang air kecil atau buang air besar tidak di kebun jati.