NEW YORK – Dalam sidang umum PBB, Raja Arab Saudi menyatakan dukungan bagi perdamaian di Timur Tengah, namun dia belum menyatakan negaranya kemungkinan akan segera mengikuti Uni Emirat Arab dan Bahrain dalam menormalisasi hubungan dengan Israel.
Raja Salman menegaskan sikap lama Saudi dalam mendukung solusi dua negara antara Israel dan Palestina, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina yang merdeka.
Raja Salman juga menyatakan dukungan bagi prakarsa Perdamaian Arab 2002, yang menawarkan hubungan normal dengan Israel dengan imbalan negara Palestina.
Sementara tentang Iran, dilansir VOA, Raja Salman mengatakan pemerintahnya pernah mengajak negara itu berdamai, tetapi “tidak berhasil.”
Kedua kekuatan regional itu telah berperang dalam perang proksi di Yaman sejak 2015. Salman mengatakan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman telah meluncurkan lebih dari 300 rudal balistik dan lebih dari 400 pesawat nirawak bersenjata ke wilayah Saudi sejak awal konflik.
Ia juga mengkritik Iran karena mengeksploitasi kesepakatan nuklir 2015 untuk mendorong “proyek ekspansionis” di wilayah itu.
Keprihatinan bersama atas Iran diyakini banyak analis regional akhirnya bisa secara resmi menyatukan Saudi dan Israel. Kantor berita Reuters melaporkan, juru bicara misi Iran di PBB Alireza Miryousefi menolak apa yang disebutnya “tuduhan tak berdasar” dari raja Saudi.