JAKARTA – Dompet Dhuafa meluncurkan gerakan Lapor Lapar! pada bulan Ramadan 1445 Hijriah ini sebagai bentuk kepedulian atas kemiskinan dan kelaparan.
Bertajuk “Tak Rela Mereka Lapar”, gerakan ini merupakan wadah kolaborasi dari berbagai pihak yang ingin mewujudkan kesejahteraan di tengah masyarakat Indonesia. Bertempat di Yayasan Masjid Al-Ikhlas (YMAI) Cipete, Jakarta Selatan, peluncuran Lapor Lapar! dibuka oleh sambutan dari Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR) Ahmad Juwaini, Senin (1/4/2024).
“Kita percaya kalau kita bersama, kasus kelaparan bisa diatasi dengan daya yang kita miliki ini. Di bulan Ramadan ini mari kita mulai bergandengan untuk bersinergi mengatasi kelaparan. Paling tidak wilayah terdekat kita di Jabodetabek. Semoga ke depannya bisa dilaksanakan di banyak titik di Indonesia,” tutur Juwaini.
Acara juga diisi sesi diskusi bersama stakeholder yang akan terlibat dalam gerakan Lapor Lapar!. Turut hadir perwakilan dari YMAI Maulfy Sanaullah, Pengurus RW kolaborator (RW 09 Cempaka Putih), Perwakilan Komunitas Nasi Jumat (SIJUM), Perwakilan PPJI (Perkumpulan Penyelenggaraan Jasa Boga Indonesia), Figur Publik Risty Tagor dan Kepala DMC DD Arif Rahmadi Haryono.
Arif menyampaikan bahwa landasan tercetusnya gerakan ini ada pada situasi kesejahteraan warga di lapangan. Terdapat sebagian warga yang tidak masuk dalam skema bantuan sosial (bansos) pemerintah, namun tergolong membutuhkan.
“Gerakan Lapor Lapar! ini sudah berjalan selama satu setengah bulan. Ke depannya akan menyasar 500 mitra rumah makan UMKM, serta 50 masjid dan RW yang berlokasi di Jabodetabek. Hari ini kita lakukan di 10 titik,” tutur Arif.
Perwakilan Komunitas Nasi Jumat (SIJUM), Mira—pemilik 150 warung makan gratis di Indonesia, menyampaikan situasi kelaparan di lapangan yang sering ia jumpai. Beberapa orang rela menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki untuk makan di warungnya.
Selain itu, ia pun pernah menjumpai keluarga yang tak mampu membeli makan untuk berbuka puasa pada bulan Ramadan tahun lalu. Ini membuktikan bahwa masalah kelaparan masih sering terjadi dan krusial.
Untuk mengentas masalah ini, Maulfy menjelaskan peran masjid dan RW sebagai social mapping, yaitu memantau dan menghimpun data mengenai kondisi ekonomi warga sekitar. Kemudian melakukan aksi nyata bersama kolaborator kebaikan lainnya.