Taktik berbeda Israel lawan Hamas dan Hezbollah

0
143
Terowngan bawah tanah Hamas di Gaza. Israel menerapkan taktik berbeda saata melawan Hamas di Gaza dan Hezbollah di Lebanon.

PASUKAN Israel (IDF) mengaku menggunakan taktik berbeda  melawan dua sayap militer yakni Hamas di Palestina dan Hizbullah di Lebanon yang berbagi front memeranginya.

Variasi dan taktik berbeda yang dilakukan IDF terkait perbedaan palagan atau medan pertempuran serta peta kekuatan Hamas dan Hizbullah yang berbeda.

“Hezbollah bukanlah Hamas. Ada kesamaan, juga perbedaan,” kata Menhan Israel Yoav Gallant, Rabu (25/9) seraya menambahkan, medannya terlihat berbeda, musuhnya berbeda, ancaman dan tantangannya juga berbeda.

Untuk melawan Hamas, Israel berfokus ke pengepungan di Gaza terutama lokasi terowongan bawah tanah, sedangkan saat melawan Hezbollah baru-baru ini,  IDF diduga memulai serangan terbesarnya dengan meledakan pager dan walkie-talkie yang dipegang anggota Hezbollah dengan remot.

Israel saat ini bersiap mengepung 5.000 personel Hamas di Gaza utara, diawali dengan perintah mengungsi bagi para warga Palestina.

Rencana taktik pengepungan Hamas itu diusulkan oleh para pensiunan komandan militer Israel, yang kemudian diajukan beberapa anggota parlemen dalam rapat komite parlemen tertutup bulan ini.

Israel telah menggelontor sejumlah terowongan dengan air laut untuk melumpuhkan jaringan aktivitas bawah tanah di Gaza dan yang  terbesar ditemukan Israel saat menggerebek wilayah Khan Yunis di Jalur Gaza pada 17 Desember 2023.

Israel menjuluki 1.300 jaringan terowongan sepanjang 500 km itu sebagai “metro Gaza” yang ditemukan sejak awal perang Israel-Hamas pada Oktober 2023.

IDF bersumpah menghancurkannya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, menurut AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Militer Israel mengaku mereka harus berhati-hati agar tidak merusak air tanah di daerah tersebut. “Pemompaan air hanya dilakukan di jalur terowongan dan lokasi tertentu, sesuai metode pengoperasiannya untuk masing-masing kasus,” katanya.

Sejak 2014 militer Israel mengerahkan unit khusus untuk bertempur di terowongan. Unit-unit semacam itu sering berlatih dalam lingkungan simulasi realitas fisik atau virtual di Israel.

Bagi Masyarakat sipil, perang adala sesuat yang dianggap brutal dan mematikan, sedangkan bagi militer professional, diangap sebagai seni dan taktik memperdaya dan menaklukkan lawan. (BBC/CNN/AFP/ns)

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here