PAUS Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menjadi saksi fungsi Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta Pusat.
Dalam rangkaian lawatan empat hari di Indonesia sejak Selasa lalu (3/9), Paus Fransiskus, Kamis (5/9) didampingi Nasarudin Umar menandatangani prasasti terowongan yang menjadi simbul kerukunan dan toleransi umat beragama di Indonesia.
Nasaruddin mengatakan, terowongan silaturahmi dibangun pada tahun 2023 oleh pemerintahan Presiden Jokowi untuk menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, dua rumah ibadah yang sangat fungsional, digunakan oleh umat kedua agama dalam peribadatan sehari-hari.
Ia, untuk itu berharap, Terowongan Silaturahmi tidak hanya menjadi jembatan persaudaraan antara umat Katolik dan umat muslim, tetapi lebih luas lagi, antarsesama umat manusia.
Sri Paus pun mengapresiasinya dan mengucapkan selamat kepada seluruh pihak karena terowongan ini akan menjadi tempat dialogis antar umat beragama, berbeda dengan Gambaran orang, terowongan sebagai lorong yang gelap.
“Kita kaum beriman yang berasal dari tradisi keagamaan yang berbeda-beda memiliki kewajiban membantu semua orang untuk melewati terowongan ini dengan pandangan yang diarahkan menuju terang,” ujar Paus asal Argentina itu.
Dengan demikian, sambungnya, di akhir perjalanan, orang akan mampu mengenal dalam diri mereka yang berjalan di samping kita, seorang saudara, seorang saudari, yang dengannya kita dapat berbagi kehidupan dan saling mendukung satu sama lain.
Sri Paus juga berterima kasih kepada semua pihak yang bekerja dengan keyakinan bahwa umat manusia bisa hidup dalam kerukunan dan damai serta menyadari perlunya persaudaraan di seluruh kalangan umat manusia.
“Saya berharap, komunitas-komunitas kita dapat semakin terbuka bagi dialog antar umat beragama dan semoga menjadi simbol kehidupan bersama yang damai dan mencirikan Indonesia,” ucap Paus Fransiskus.
“Saya berdoa kepada Allah, sang pencipta segala sesuatu, agar Ia memberkati semua mereka yang melewati terowongan ini dalam semangat persahabatan dan kerukunan, “ serunya.
Dibangun sejak Des. 2020
Pembangunan Terowongan Silaturahmi dimulai pada 15 Desember 2020, selesai pada 20 September 2021 yang difungsikan untuk menyambungkan dua titik, yakni Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
Ide pembuatan Terowongan Silaturahmi datang langsung dari Presiden Joko Widodo saat meninjau proses renovasi Masjid Istiqlal, 7 Februari 2020.
Saat itu Presiden Jokowi mengungkapkan keinginan membuat sebuah terowongan bawah tanah di lokasi yang menjadi ikon Kebhinekaan di ibu kota Indonesia dan berharap, prasarana penghubung bawah tanah itu bisa menjadi simbol kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Tanah Air.
Pembangunan Terowongan Silaturahmi dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersamaan dengan renovasi besar-besaran dari masjid berkapasitas 200 ribu jamaah itu. Renovasi itu merupakan yang pertama dilakukan sejak masjid diresmikan oleh Presiden Soeharto, pada 22 Februari 1978.
Anggaran pembangunan Terowongan Silaturahmi dengan panjang 38,3 meter, tinggi tiga meter dan lebar 4,1 meter sebesar Rp 40 miliar.
Terowongan Silaturahim dibangun juga dengan konsep ramah difabel dan lansia, difasilitasi dengan lift di kedua pintu masuk sehingga lansia dan difabel tidak perlu menyusuri tangga saat berjalan di dalam terowongan.
Simbul kehidupan umat yang harmoni dan penuh toleransi sudah kita torehkan hari ini, selanjutnya kewajiban segenap elemen bangsa untuk mewujudkanya dalam ketetanggaan, pergaulan sehari-hari, panggung politik dan kehiduan berbangsa dan bernegara.