BEIJING—Tiongkok menyoroti diskriminasi rasial dan tindakan kekerasan yang dilakukan kepolisian Amerika Serikat. Kritik itu disampaikan dalam rangka meng-counter kritik AS terhadap pelanggaran HAM di Tiongkok.
Dalam laporan yang bersumber utama media AS, Tiongkok mengatakan Amerika tengah dihantui penyebaran senjata di masyarakat, sering terjadinya kekerasan, dan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh polisi.
Dikatakan bahwa intelijen AS telah menggunakan penyiksaan “sembarangan” terhadap tersangka teroris, juga “melanggar HAM di negara-negara lain” dengan serangan pesawat tak berawak dan program pengawasan massa. Demikian dikutip Al Jazeera, Jumat (26/6/2015).
Laporan itu juga mengutip pembunuhan remaja hitam Michael Brown di Ferguson, Missouri, dan kasus-kasus lain di mana Afro-Amerika ditembak dan dibunuh oleh polisi kulit putih.
Dokumen ini dikeluarkan setiap tahun oleh Tiongkok sehari setelah Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan laporan tahunan HAM global. Namun demikian, Beijing tidak merilis laporan HAM negara-negara lain.
Isu HAM telah lama menjadi sumber ketegangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia ini. Kasus terbesar adalah tahun 1989, ketika AS memberlakukan sanksi terhadap Tiongkok setelah tindakan keras aparat terhadap demonstran pro-demokrasi di Lapangan Tiananmen Beijing.
Tiongkok juga terkenal anti terhadap kritik terkait HAM. Menurut mereka, menyediakan makanan, pakaian, perumahan dan pertumbuhan ekonomi jauh lebih relevan untuk negara-negara berkembang. Mereka merujuk keberhasilannya dalam mengangkat jutaan orang keluar dari kemiskinan.
Dokumen itu dirilis oleh Dewan Negara Tiongkok, atau kabinet. Sebagian besar laporan itu mengutip situs media AS, termasuk New York Times yang diblokir oleh Beijing.
Laporan HAM Washington sendiri dikeluarkan pada hari Kamis (25/6) lalu, yang menyoroti tindakan represif Tiongkok terhadap aktivis advokasi hak-hak sipil, termasuk perlakukan mereka terhadap etnis Uighur dan Tibet.
