PIRING terbang (flying saucer) dikenal dalam serial cerita bergambar (cergam), puluhan judul film layar lebar atau serial TV sejak era 1950-an yang kini disebut UFO (Unindentified Flying Object) atau benda terbang tak dikenal masih menjadi misteri hingga hari ini.
Di Indonesia istilah UFO sebagai Benda Terbang Aneh (BETA) diperkenalkan oleh Ketua LAPAN Jacob Salatun pada 1960 untuk menyebutkan seluruh fenomena penampakan benda terbang tak dikenal, namun KBBI tetap menggunakan istilah UFO.
Istilah piring terbang digunakan oleh media Amerika Serikat dan Barat untuk melukiskan kesaksian warga negara Paman Sam, Kenneth Arnlod yang mengklaim melihat sembilan benda aneh dalam formasi bulan sabit melintasi bukit Rainier di atas Washington DC pada 24 Juni 1947.
Deskripsi yang diberikan Arnold terkait benda aneh yang dilihatnya dipersepsikan oleh awak media lokal sebagai wujud piring terbang yang sedang mengitari pusaran permukaan air.
Dalam perkembangannya, AS membentuk Proyek Buku Biru guna menghimpun berbagai temuan, dipimpin oleh Edward James Ruppelt yang menilai istilah piring terbang menyesatkan karena tidak mewakili kumpulan ragam hasil penampakan.
Angkatan Udara AS (USAF) secara resmi mendefinisikan obyek di udara yang kinerja, karakteristik aerodinamika dan fiturnya berbeda dengan pesawat udara, roket atau udal sebagai “Unidentified Flying Object” (UFO).
Namun legenda tentang UFO sudah dikenal sejak era Setelah Masehi (SM), tercermin dari tulisan di tabloid Jerman karya Hans Gleser pada 1566 tentang sejumah penampakan benda yang melayang di udara.Tulisan dan gambar sketsa karya Hans Gleser di sebuah tabloid Jerman pada 1566 melukiskan penampakan UFO di Nurenberg pada 1561.
Berbagai kesaksian tentang UFO
Kesaksian lainnya a.l. oleh Titus Livius dalam bukunya Ab Urbe Condita Libri tentang kapal hantu berkilauan melayang di langit Roma pada 218 SM.
Sementara menurut Plutarkhos pada 74 SM , pasukan Romawi di bawah Lucius Lucullus yang di ambang pertempuran vs pasukan Mithridates dari Pontos tiba-tiba melihat langit runtuh , lalu muncul benda besar seperti kendi anggur jatuh di antara posisi keduanya. Kedua pasukan yang saling berhadapan, takjub, sehingga pertempuran pun batal.
Di langit Nurenberg, Jerman pada 14 April 1561 dilaporkan dipenuhi banyak objek yang tampaknya sedang melakukan duel di udara di mana bola bola kecil dan cakram-cakram (kemungkinan peluru) muncul dari tabung-tabung peluncur berukuran besar.
Di Basel, Swiss pada 1556 penduduk melihat langit dipenuhi fenomena “perang” antara bola berwarna merah dan hitam saat menjelang senja. Salah satu pelapor, Samuel Coccius menyebutnya sebagai peristiwa keagamaan.
Sejumlah nelayan di Prefektur Ibaraki, Jepang pada 24 Maret 1803 melaporkan sebuah kapal aneh berukuran tinggi 3,3 meter dan lebar 5,4 meter di perairan yang kemudian mereka hela ke pantai.
Penampakan di era modern
Sebelum istilah Piring Terbang dan UFO dipilih, terdapat banyak laporan tentang penampakan fenomena aneh di udara pada pertengahan abad ke 19 hingga Abad 20.
Penyelidik UFO mendokumentasikan penampakan piring terbang di kota Copiap, Chili, Juli 1868 dan Denison Daily News menulis, petani lokal John Martin melaporkan penampakan objek terbang besar, gelap dan bulat mirip balon udara dengan kecepatan menakjubkan” pada 25 Januari 1878.
Kesaksian lain yang diyakini sejumlah peeliti sebagai penampakan UFO disampaikan oleh puluhan warga di Fatima, Portugal yang mengaku objek tersebut “piring besar” melintas di atas kepala mereka pada 13 Okt. 1917, sedangkan Letnan Frank Schofield melaporkan, tiga awak kapal perang AS USS Supply yang berjarak 483 km di barat San Francisco, melihat penampakan UFO pada 28 Feb 1904.
Schofield mendeskripsikan tiga meteor merah terang (satu mirip telur dan dua lagi bulat) yang mendekati di bawah lapisan awan, lalu “membubung” di atas awan dan pergi setelah dua hingga tiga menit. Yang terbesar berukuran sekitar enam Matahari.
Sejumlah pilot pesawat sekutu di Eropa dan musuh mereka, Jepang di tengah PD2 melaporkan menyaksikan sejumlah penampakan berupa bola bercahaya dan bentuk lainnya yang mengikuti pesawat.
Tentara AS mendeteksi pesawat terbang tak dikenal yang diamatilewat mata dan radar di atas Los Angeles, Kalifornia yang tidak diketahui asalnya. Insiden itu dikenal sebagai “Pertempuran Los Angeles”, atau “Serangan udara” di pesisir barat (25 Feb. 1942).
UFO muncul di atas ladang minyak Arjuna milik Pertamina, 83 Km lepas pantai Cimalaya, Karawang, Jawa Barat. UFO ini dipotret oleh Ir. Tony Hartono Roesman pada 22 September 1975, jam 15.00 WIB.
Fenomena piring terbang yang viral terjadi di kota Roswell, New Mexico, dikenal sebagai “Insiden Roswell”. Serpihan yang dianggap sebagai bagian kapal ruang angkasa ditemukan di daerah peternakan setelah badai pada 4 Juli 1947.
UFO dan yang menyertainya biasa disebut makhluk asing (“alien”), atau makhluk planet lain (“Extra Terrestrial” atau E.T.), banyak diadaptasi ke dalam tontonan layar lebar maupun program televisi.
Namun dari sejumlah jajak pendapat, keberadaan UFO masih menuai polemik, misalnya dalam jajak pendapat di AS pada 2006, sebayak 24,6 responden setuju dan sangat setuju adanya pesawat ruang angkasa (UFO) dari dunia lain.
Terdapat pula ratusan laporan mengenai kasus mutilasi yang menyerang hewan ternak, seperi misalnya sapidan kuda. Dalam suatu kasus, hewan ternak yang dimutilasi organ dalamnya menghilang dan kepalanya dikuliti dengan sekali cukuran.
Yang lebih aneh yaitu tidak ada bekas darah di tanah dan terdapat tanda-tanda pembuangan gas di sekeliling tubuh korban. Kasus yang sama juga diterima dari seluruh dunia.
Salah satu kisah penculikan terkenal adalah kisah penculikan Travis Walton, penebang kayu di daerah Arizona yang mengaku diculik oleh benda asing tak dikenal.
Benda tersebut terbang di angkasa dan melumpuhkannya dengan menyorotkan cahaya. Setelah mengalami pengalaman aneh itu, Walton menulis sebuah buku berjudul The Walton experience (Pengalaman Walton). Buku tersebut diangkat menjadi sebuah film dengan judul Fire in the Sky.
UFO juga ada yang mempercayainya sebagai konspirasi pemerintah AS yang dianggap oleh masyarakat, mereka menutupi keberadaannya atau bahkan disebut pemerintah bekerja sama dengan mereka. Dilaporkan terdapat pemusnahan atau penyitaan barang bukti yang menampilkan UFO ke khalayak ramai.
Sejumlah saksi mata mengatakan, mereka pernah didatangi oleh orang yang mengaku anggota FBI berpakaian serba hitam yang datang hanya untuk meyakinkan seorang saksi UFO agar tidak mempublikasikan apa yang mereka lihat sehingga mengesankan seolah-olah menutupi barang bukti terkait UFO.
Di Indonesia peringatan Hari UFO Nasional diperingati pada 21 Juli 2024.. Peringatan ini masih terdengar awam bagi banyak orang mengingat masih belum diketahui kebenaran pasti tentang piring terbang.
Berbeda dengan perayaan Hari UFO Sedunia, Hari UFO di Indonesia tidak hanya guna mempelajari UFO namun keilmuan di luar angkasa yang lebih luas.
Melansir dari situs honf.org, Hari UFO Nasional pertama kali dicetuskan dalam platform terbuka bernama Indonesia UFO Network (IUN)yang terbentuk di HONF Foundation Yogyakarta pada Mei 2019.
Pada Hari UFO Nasional, semua lapisan organisasi yang fokus dengan benda asing di langit ini melakukan perbincangan lebih jauh terkait fenomena keberadaan UFO.
Di antaranya, komunitas UFO, institusi Astronomi amatir, para periset UFO, penggiat Space Art, serta tentu saja penggiat Astronomi dan Space Science. Hari UFO Nasional sendiri baru ditetapkan pada 21 Juli 2019 dihadiri oleh 28 komunitas, institusi, serta pusat riset.
Pada tahun 2020, peringatan Indonesia UFO Day dilakukan bersamaan dengan kemunculan Komet C/2020 F3-NEOWISE yang pengamatannya dilakukan di LAPAN Garut.
Seiring kemajuan teknologi, penelitian hingga kepastian ada tidaknya UFO perlu terus dilakukan. (berbagai sumber/Wikipedia/ns)