JAKARTA – Komisioner Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menyatakan bahwa kelaparan di Jalur Gaza terjadi karena tindakan yang disengaja, seperti blokade bantuan dan serangan sistematis oleh Israel terhadap infrastruktur.
Menurut Lazzarini, kelaparan ini sepenuhnya disebabkan oleh manusia, dengan lebih dari 70 persen ladang tanaman hancur.
Ia juga melaporkan bahwa jumlah warga Gaza yang tidak menerima bantuan makanan meningkat dari 1 juta orang pada Agustus menjadi 1,4 juta orang pada September.
Karena blokade dan serangan Israel yang merusak infrastruktur serta pemerintahan di Gaza, lebih dari 100 ribu ton pasokan makanan tidak dapat masuk. Akibatnya, populasi Gaza yang mencapai 2,1 juta orang pada 2023 harus bergantung sepenuhnya pada bantuan kemanusiaan.
Lazzarini menegaskan bahwa keterlambatan dan pembatasan bantuan hanya akan memperburuk situasi pengungsi di Gaza, terutama menjelang musim dingin yang dapat memperparah kondisi cuaca.
“Dengan semakin dekatnya musim dingin dan memburuknya kondisi cuaca, kekurangan bantuan kemanusiaan yang layak hanya akan menciptakan penderitaan yang lebih besar lagi,” kata dia.
Ia menekankan perlunya gencatan senjata untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina dan meredakan ketegangan di kawasan tersebut.
Ia juga menekankan pentingnya adanya kehendak politik dan kepemimpinan yang kuat dari pihak-pihak yang berkonflik untuk memastikan pembebasan sandera, pembukaan titik penyeberangan baru, serta kelancaran pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Memilih perdamaian sebagai cara kita untuk maju adalah pilihan para pemberani. Karena itu, inilah waktunya,” kata Lazzarini.
Menurut otoritas kesehatan setempat, agresi Israel yang akan memasuki satu tahun pada 7 Oktober telah menyebabkan hampir 41.600 orang tewas, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta lebih dari 96.200 lainnya terluka.
Serangan tersebut juga membuat hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi dan mengalami kekurangan makanan, air bersih, serta obat-obatan.