ATLANTA – Setelah Virus Ebola ditemukan bertahan lebih lama di sperma laki-laki, baru-baru ini juga ditemukan virus mematikan itu juga bertahan lebih lama di dalam mata.
Seperti yang dialami oleh seorang dokter asal Amerika Serikat Ian Crozier, 44 tahun. Ia sempat dirawat karena terpapar Virus Ebola di Rumah Sakit Sierra Leone, Afrika di mana ia bekerja. Ia dirawat di rumah sakit di Emory University Hospital, Atlanta, bersama 4 pasien lain yang juga tertular virus itu.
Sejak tahun lalu ia dinyatakan bebas dari virus Ebola melalui tes darah. Dua bulan sejak ia dinyatakan sembuh dari Ebola, ia merasakan ada gejala aneh pada matanya. Indera penglihatannya itu menjadi sensitif dari cahaya.
“Hal itu membuat saya harus kembali ke Emory University Hospital untuk mencek apa yang terjadi dengan mata saya, ” ungkap Crozier, seperti dikutip dari CNN, Kamis (7/5/2015).
Dalam pemeriksaan ternyata, di bola matanya terlihat ada seperti jarum, yang dipastikan itu adalah virus Ebola.
Namun demikian setelah dites sampel air mata dan membran luarnya negatif tertular virus. Artinya pasien tidak berisiko menyebarkan virus lewat kontak kasual.
Sampai saat ini, sekitar 25.000 orang telah berjuang melawan infeksi Virus Ebola. Lebih dari 10.000 telah tewas, sebagian besar di negara-negara Afrika Barat dari Liberia, Sierra Leone dan Guinea.
Namun demikian penyebaran Ebola sudah mulai berkurang walaupun masih ada saja pasien baru yang terinfeksi setiap minggunya.
Menurut catatan CNN, setidaknya 18 kasus baru Ebola pekan ini yang dilaporkan WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia pada 3 Mei 2015 ini. Semuanya berada di Guinea dan Sierra Leone Afrika. Namun secara umum jumlah kasus paparan terus menurun.