ZAMBIA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa Afrika telah mencatat hampir 14.000 kasus, termasuk 60 kematian di 20 negara.
Douglas Syakalima, penjabat menteri kesehatan Zambia, mengatakan kasus terbaru melibatkan seorang wanita berusia 34 tahun dari Kitwe di Provinsi Copperbelt. Suaminya, yang bekerja di negara tetangga dengan kasus mpox yang dikonfirmasi, mengalami gejala serupa awal bulan ini.
“Keduanya sekarang stabil dan dalam pemantauan ketat. Tim tanggap cepat telah dikerahkan untuk melacak kontak dan mencegah penyebaran lebih lanjut,” kata Syakalima. Ia menambahkan bahwa delapan kontak dekat sedang dalam pengamatan dan upaya pengawasan telah ditingkatkan secara nasional.
Dengan mpox yang terus menimbulkan ancaman lintas batas, Syakalima mendesak warga untuk menghindari kontak dekat, mempraktikkan kebersihan yang tepat, menggunakan alat pelindung diri, menangani barang-barang yang terkontaminasi dengan hati-hati dan segera melaporkan gejala untuk mengekang penyebaran.
Menurut laporan situasi eksternal multinegara terakhir WHO tahun 2024 yang diterbitkan pada tanggal 23 Desember, Afrika melaporkan 13.769 kasus terkonfirmasi dengan 60 kematian hingga tanggal 15 Desember.
“Republik Demokratik Kongo tetap menjadi negara yang paling terdampak, dengan 9.513 kasus terkonfirmasi dan 43 kematian, diikuti oleh Burundi dengan 2.650 kasus dan satu kematian, dan Uganda dengan 1.027 kasus dan enam kematian,” catatnya.
WHO menambahkan bahwa 14 negara melaporkan kasus baru dalam enam minggu menjelang tanggal 15 Desember, yang mengindikasikan wabah yang sedang berlangsung, sementara enam negara menunjukkan tanda-tanda transisi ke fase pengendalian.
Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, WHO mengumumkan ketersediaan 4,7 juta dosis vaksin untuk alokasi mendatang ke negara-negara yang terdampak mpox secara global.