SRAGEN – Menyusul datangnya musim kemarau, 121 ribu warga di 42 desa yang berada di 11 kecamatan terancam kekurangan air bersih .
Kabag Pelayanan, Perusahaan Daerah Air Minim (PDAM) Tirto Nagoro Sragen, Agus Supriyono kepada wartawan Kamis (18/06/2015) mengatakan, sejuh ini memang belum ada permintaan droping air bersih dari sejumlah desa yang menjadi langganan kekeringan. Namun sesuai data tahun sebelumnya, permintaan droping air selalu ada seiring sumber air yang mulai mengering.
Menurut Agus, mayoritas penduduk yang terancam air bersih diantaranya Kecamatan Tangen, Jenar, dan Gesi. Selain itu juga Kecamatan Sukodono, Mondokan, Sumberlawang, Miri, Masaran, Plupuh, Kalijambe, dan Tanon. Daerah dengan potensi kekeringan terparah berada di Kecamatan Tangen yang berbatasan dengan Grobogan.
“Dari tahun ke tahun, warga di sejumlah kecamatan Sragen utara yang selalu menjadi langganan krisis air,” jelasnya seperti dikutip KBK dari Kedaulatan Rakyat.
Sebanyak empat armada tangki pengangkut air telah disiapkan untuk mengantisipasi adanya permintaan pengiriman air bersih ke daerah pelosok. Kapasitas angkut masing-masing armada yaitu 4.000 liter. Kini pihaknya menunggu permintaan droping air dari Dinsos Sragen.
Ditambahkan Kabag SDM dan Umum, PDAM Tirto Nagoro Sragen, Handoko, sebanyak 400 tangki air bersih disalurkan ke daerah yang mengalami krisis air sepanjang musim kemarau 2014 lalu. Sebanyak 300 tangki di antaranya bantuan dari Pemkab Sragen dan sisanya berasal dari sumbangan pihak ketiga.
“Harga satu tangki air bersih kami tetapkan Rp200.000 untuk biaya pengganti solar,” tandasnya