LONDON – Untuk hijrah ke negara yang menjanjikan, para migran dari berbagai negara mencoba berbagai cara melewati perbatasan. Seperti yang dilakukan sekitar 2.000 migran, untuk masuk ke wilayah Inggris mereka mencoba memasuki terminal terowongan kereta api bawah tanah, EuroTunnel di Calais pada Senin malam, (27/7/2015).
Meskipun mereka memasuki wilayah tersebut dengan cara mengendap-endap di waktu dini hari, aksi mereka tetap saja tertangkap oleh operator EuroTunnel.
Juru bicara EuroTunnel mengatakan, dalam upaya pencegahan pendatang ilegal itu terjadi bentrokan dengan pihak keamanan. Sejumlah orang terluka. Namun jubir tersebut tidak menjelaskan lebih rinci tentang kejadian tersebut.
Penjaga Eurotunnel sehari-hari berkerja keras untuk menghalangi migran yang berusaha menyelundupkan diri ke Inggris, kadang-kadang upaya pencegahan tersebut berkonsekuensi fatal.
Bahkan kerapkali upaya pencegahan tersebut menyebabkan penundaan serius dari layanan kereta Eurotunnel.
Kantor Berita AFP di Perancis melaporkan, Selasa kemarin (28/7/2015), penumpang dari Inggris ditunda satu jam melewati Eurotunnel dan di sisi Perancis juga ditunda 30 menit.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Inggris Theresa May, mengumumkan telah mengalokasikan dana 7m £ tambahan (USD 10.9m) untuk meningkatkan keamanan di stasiun Terowongan Channel di Calais,
Seorang juru bicara Eurotunnel mengatakan, para migran berusaha masuk ke terowongan antara tengah malam sampai jam 6 pagi.
“Ini adalah upaya serangan terbesar dalam sebulan terakhir. Semua personel keamanan kami, hampir 200 orang, serta polisi dipanggil untuk bersiaga,” kata Juru Bicara EuroTunnel.
Ia mengatakan, ada beberapa kerusakan pagar yang harus diperbaiki dan sejumlah orang terluka. “Ini merupakan kejadian hampir setiap malam – kami mencoba untuk menjalankan bisnis perjalanan di sini.”
Delapan migran tewas di musim panas ini karena berusaha mencapai Inggris melalui Terowongan Channel.
Pekan lalu, ada penundaan layanan ketika tubuh seorang migran ditemukan di atap kereta Eurotunnel di terminal di Folkestone, Inggris Selatan.
Laporan AFP mengatakan, awal Juli sekitar 3.000 migran dari Ethiopia, Eritrea, Sudan dan Afghanistan – berkemah di Calais mencoba mendapatkan melintasi Selat.