AMERIKA – Orang jarang mendengar tentang Kanker Kepala dan Leher mungkin itu karena hanya sekitar 3 persen saja jumlah yang terpapar dari semua bentuk penyakit kanker.
Tapi, statistik menunjukkan lain, perkiraan National Cancer Institute di Amerika Serikat, pada tahun 2012, lebih dari 52.000 pria dan wanita yang didiagnosis dengan kanker kepala dan leher.
Masih menurut penelitian tersebut, kanker kepala dan leher yang hadir di Amerika lebih banyak menulari mereka yang merokok dan minum alkohol.
“Perokok dan Peminum Alkohol rentan risiko kanker kepala dan leher mulut; orofaring, hipofaring dan laring, ” sebut penelitian tersebut seperti yang diulas LiveScience.com. .
Bahkan, National Cancer Institute mencatat, setidaknya 75 persen dari kanker kepala dan leher disebabkan oleh tembakau dan alkohol.
Namun, paparan dari lingkungan juga dapat memainkan peran. Misalnya, individu yang bekerja di beberapa industri konstruksi, tekstil, keramik, kayu dan logam bisa memiliki peningkatan risiko sinus paranasal dan kanker rongga hidung.
Paparan merokok dan Epstein Barr Virus (EBV) merupakan faktor risiko untuk kanker nasofaring, sementara paparan industri tertentu lainnya, seperti serat asbes dan sintetis, telah dikaitkan dengan kanker laring.
Human Papillomavirus Virus (HPV) juga merupakan faktor risiko yang besar untuk beberapa jenis kanker kepala dan leher. Kanker kepala dan leher muncul di kepala atau daerah leher, berdampak perusakan pada jaringan rongga hidung, sinus, rongga mulut, kelenjar ludah, tenggorokan dan laring atau kotak suara.
Ketika pasien mendapatkan diskrining untuk kanker, biasanya karena individu tersebut merasa sakit di daerah tertentu dari tubuh. Sayangnya, ada sedikit peringatan bahwa seseorang mungkin memiliki kanker kepala atau kanker leher, karena sering sakit namun lalai dalam perawatan.
Sebagai ahli onkologi bedah di Orlando, Dr Kavita Pattani dan Dr. Rafael Torro-Serra, telah memeriksa pasien yang mereka kira hanya infeksi sinus atau alergi rhinitis yang dapat diobati dengan antibiotik dan menjaga kesehatan dengan baik. Padahal yang sebenarnya jika diteliti lebih dalam, mereka benar-benar telah terkena kanker sinus.
Namun demikian tidak semua yang terinfeksi sinus adalah penderita kanker, ada tanda-tanda yang mungkin lebih dari sekedar infeksi, seperti sakit atau mati rasa pada gigi, penurunan indra penciuman, kesulitan membuka mulut, benjolan atau sakit di dalam hidung yang tidak sembuh-sembuh, atau rasa sakit dan bengkak di wajah. Ketika tanda-tanda peringatan atau keadaan makin memburuk selama beberapa minggu, saatnya untuk menjadwalkan pemeriksaan fisik secara rinci kepada dokter.
Banyak dari gejala ini dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan non-kanker lainnya, tapi itulah mengapa begitu penting untuk memeriksa kesehatan, terutama jika Anda secara rutin merokok atau minum alkohol. Ini jauh lebih baik mengobati gejala kanker secara dini.- LiveScience