JAKARTA, KBKNews.id – Ribuan massa memenuhi jalanan di berbagai kota besar Amerika Serikat untuk mengikuti aksi protes bertajuk “No Kings” (Tidak Ada Raja) yang menentang pemerintahan Presiden Donald Trump. Selain demonstrasi besar di pusat kota, berbagai aksi kecil juga digelar serentak di seluruh negeri.
Menurut penyelenggara, sekitar 7 juta orang turut serta dalam lebih dari 2.700 kegiatan protes yang tersebar di seluruh 50 negara bagian. Kepolisian melaporkan bahwa mayoritas aksi berlangsung dengan damai, tanpa adanya insiden serius maupun penangkapan di banyak kota besar.
Dikutip dari CNN, para demonstran menyuarakan kekecewaan dan kemarahan terhadap berbagai kebijakan Presiden Trump. Isu-isu utama yang menjadi sorotan antara lain ancaman terhadap nilai-nilai demokrasi, operasi penggerebekan imigran oleh ICE, pengerahan pasukan federal di sejumlah kota, serta pemangkasan program pemerintah, khususnya di sektor kesehatan.
Di Los Angeles, ribuan peserta aksi mengenakan kostum unik dan membawa bendera Amerika Serikat. Mereka menolak anggapan Presiden Trump yang menyebut aksi tersebut sebagai bentuk kekacauan.
“Saya rasa sulit menyebut sesuatu sebagai zona perang jika dilihat sekilas, itu hanyalah pesta blok dan orang-orang berkostum Halloween,” ujar seorang peserta kepada CNN.
Sementara itu, di New York, ribuan orang memenuhi kawasan utama Manhattan, termasuk Times Square dan sekitarnya. Laporan dari RIA Novosti pada Sabtu (18/10) menyebutkan, hingga pukul 12.00 waktu setempat (23.00 WIB), ribuan warga masih memadati jalan-jalan sambil membawa berbagai poster yang berisi kritik terhadap kebijakan pemerintah, layanan imigrasi, dan lembaga penegak hukum.
Aksi “No Kings” ini menjadi simbol perlawanan masyarakat terhadap apa yang mereka anggap sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan dan ancaman terhadap prinsip demokrasi di Amerika Serikat.




