JAKARTA, KBKNews.id – Zulhijah merupakan salah satu dari empat bulan mulia dalam Islam yang disebut dalam Al-Qur’an, tepatnya pada surah At-Taubah ayat 36. Di bulan ini, Allah menjanjikan penghapusan dosa dan pelipatgandaan pahala.
Pelaksanaan ibadah haji dan kurban di bulan ini menjadi bukti bahwa Zulhijah adalah bulan yang sangat dimuliakan dan dicintai oleh Allah SWT.
Keutamaan 10 Hari Pertama Zulhijah
Sepuluh hari pertama bulan Zulhijah dianggap sebagai waktu paling utama untuk meningkatkan ibadah dan menjalankan amalan-amalan sunah. Rasulullah SAW bersabda:
“Hari yang paling afdhal atau utama (dalam setahun) adalah Hari Raya Kurban (10 Zulhijah).” (HR Ibnu Hibban)
Keutamaan sepuluh hari ini juga ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:
“Demi Fajar dan malam yang sepuluh.” (QS Al-Fajr: 1-2)
Menurut penafsiran Ibnu Katsir, “malam yang sepuluh” merujuk pada sepuluh hari pertama Zulhijah. Pada hari-hari ini, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah karena pahalanya sangat besar. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Diriwayatkan Abu Hurairah, dari Rasulullah, beliau bersabda: Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Zulhijah; satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan setahun berpuasa, satu malam mendirikan salat malam setara dengan salat pada malam Lailatul Qadar.” (HR Tirmidzi, 3/122)
Amalan-Amalan Utama di Bulan Zulhijah Selain Haji dan Kurban
Allah Mahaadil dan Maha Pengasih. Meski tidak semua orang mampu berhaji atau berkurban, masih banyak amalan lain yang bisa dikerjakan selama Zulhijah, dan semuanya tetap mendatangkan pahala besar. Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang tak mampu beribadah haji di suatu tahun, dia bisa beramal salih di tempat tinggalnya pada 10 hari pertama Zulhijah, maka itu lebih utama dari jihad, yang mana jihad juga lebih utama daripada haji.” (Ibnu Rajab RH)
1. Puasa Zulhijah (1–9 Zulhijah)
Berpuasa pada awal Zulhijah sangat dianjurkan, terutama dari tanggal 1 hingga 9. Dua hari penting di antaranya adalah:
- Puasa Tarwiyah (8 Zulhijah): Hari ini memiliki makna perenungan, seperti yang dilakukan oleh Nabi Adam, Nabi Ibrahim, dan para jamaah haji dalam mempersiapkan doa-doa di Arafah.
- Puasa Arafah (9 Zulhijah): Disunahkan bagi mereka yang tidak berhaji. Rasulullah SAW bersabda: Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Puasa Arafah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim no. 1162)
2. Bertakbir dan Berzikir
Membaca zikir seperti takbir, tahlil, tahmid, tasbih, dan istigfar sangat dianjurkan selama 10 hari pertama Zulhijah. Ini merupakan kebiasaan para sahabat, seperti Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah, yang bertakbir di tempat umum agar orang lain ikut mengagungkan Allah.
Ibnu ‘Abbas berkata, “Berzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan, yaitu 10 hari pertama Zulhijah dan juga pada hari-hari tasyrik. Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada 10 hari pertama Zulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah salat sunah.” (HR Bukhari)
3. Tobat dan Menjauhi Maksiat
Bulan Zulhijah adalah waktu yang tepat untuk memperbanyak tobat dan meninggalkan maksiat. Allah SWT berfirman:
“Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya). Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nahl: 119)
Amalan Lain yang Dianjurkan
Selain amalan di atas, ibadah lain seperti salat sunnah, bersedekah, membaca Al-Qur’an, dan kebaikan lainnya juga sangat dianjurkan untuk dilakukan di bulan yang penuh keutamaan ini.
Zulhijah adalah momen istimewa yang penuh rahmat. Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk memaksimalkan amal ibadah di bulan ini sebagai bentuk rasa syukur dan ketaatan kepada Allah SWT. Meskipun tidak berhaji atau berkurban, masih banyak pintu pahala yang terbuka lebar bagi kita.