PURWAKARTA – Kemarau berkepanjangan semenjak pertengahan tahun 2015 sepertinya tidak memandang bulu. Hampir seluruh wilayah di Indonesia merasakan dampak badai El Nino ini, termasuk Kabupaten Purwakarta yang memiliki dua waduk terbesar di Asia Tenggara yaitu Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur.
Persoalan kekurangan air bersih menjadi isu utama yang terjadi di Purwakarta. Bahkan sejumlah daerah di Purwakarta dilaporkan sudah sangat kesulitan mendapatkan air bersih, di antaranya Kecamatan Tegalwaru, Pondoksalam, Wanayasa, dan Bojong.
Pengelola Waduk Jatiluhur, Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, mengatakan kondisi kekurangan air bersih disebabkan karena Purwakarta bukan area genangan. Sehingga meski air Jatiluhur melimpah, Purwakarta tidak menjadi objek aliran. Terlebih di musim kemarau seperti sekarang dimana volume air danau turun drastis.
“Fokusnya ke area genangan yakni Karawang, Indramayu, Subang, Cirebon serta DKI,” kata Direktur Pengelolaan Air PJT II Jatiluhur Harry M Sungguh kepada wartawan, kemarin, dilansir Radar Karawang.
Meski volume air turun, Harry mengklaim ketersedian air di waduk Jatiluhur masih aman untuk memasok kebutuhan air di hilir. Namun tak ditampiknya perlu pola pengaturan pengelolaan air yang lebih cermat. Apalagi, diprediksi kemarau masih akan berlangsung hingga beberapa bulan kedepan.
“Kita pastikan masih aman,” ujarnya.