Banjir dan Hujan Ekstrem di Spanyol: Dampak Perubahan Iklim di Balik Tragedi

0
147
Sebagian besar wilayah Spanyol dilanda hujan deras dan menyebabkan banjir pada Selasa (29/10/2024),  dengan wilayah Andalusia dan Valencia mengalami dampak terparah. (Foto: ANTARA/Anadolu)

JAKARTA – Hujan lebat melanda Spanyol pada 29 Oktober, menyebabkan sungai meluap dan banjir besar dengan laporan sementara korban jiwa mencapai sekitar 217 orang. Wilayah Valencia tercatat sebagai daerah yang paling parah terdampak.

Pada 30 Oktober, Kedutaan Besar RI (KBRI) di Madrid mengonfirmasi bahwa tidak ada WNI yang menjadi korban dalam peristiwa ini.

Penyebab Hujan Deras di Valencia

Stasiun cuaca di Chiva, Valencia, mencatat hujan mencapai 491 l/m² dalam delapan jam pada 29-30 Oktober, setara dengan curah hujan tahunan di daerah itu, menurut Badan Cuaca Nasional Spanyol (AEMET)

Badai menyerang daerah aliran sungai Magro, Turia, dan dasar sungai Poyo, menyebabkan air meluap secara mendadak. Lumpur pun menutupi jalan, rel kereta, serta memasuki rumah dan usaha di selatan Valencia.

Warga terpaksa berlindung di atap mobil dan dataran tinggi. Meski AEMET mengeluarkan peringatan, banyak warga sudah terjebak banjir ketika mereka berada di jalan atau area dataran rendah.

Faktor Perubahan Iklim

Para ilmuwan mengaitkan banjir bandang ini dengan pemanasan global. Menurut jaringan ilmuwan internasional World Weather Attribution, perubahan iklim membuat intensitas hujan minggu lalu sekitar 12 persen lebih tinggi dan peluang kejadiannya dua kali lipat.

Pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan atmosfer lebih hangat dan menampung lebih banyak uap air, yang berujung pada hujan lebih deras.

Spanyol juga terdampak suhu panas ekstrem di lautan, yang semakin memperkuat badai karena lebih banyak air yang diserap dari lautan yang memanas akibat perubahan iklim.

Respons Warga dan Pemerintah

Pemerintah lokal mendapat kritik karena dinilai lambat dalam memberikan peringatan darurat dan merespons kondisi bencana yang memburuk.

Saat Raja Felipe VI, Ratu Felizia, dan Perdana Menteri Pedro Sanchez berkunjung ke Kota Chiva pada 3 November, mereka disambut aksi protes dari warga yang terdampak.

Pemerintah Spanyol mengerahkan lebih dari 17 ribu personel keamanan, termasuk polisi, pemadam kebakaran, dan militer, untuk membantu proses evakuasi di Valencia.

Mereka juga mengirimkan kapal besar ke Pelabuhan Valencia untuk digunakan sebagai tempat pengungsian dan fasilitas medis.

Selain itu, pemerintah menyediakan fasilitas penyimpanan jenazah, bantuan kebutuhan pokok, serta tenaga khusus untuk memulihkan jalan, listrik, dan sistem air yang terganggu.

Relawan dikoordinasikan melalui pusat relawan yang didirikan untuk membantu korban banjir dengan membawa makanan, air, serta perlengkapan pembersihan.

Sebagai penghormatan bagi korban, pemerintah Spanyol mengumumkan masa berkabung selama tiga hari pada 31 Oktober hingga 2 November.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here