JAKARTA – Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Imran Pambudi mengungkapkan sebanyak 18.200 anak di Indonesia mengalami kekerasan, dan 51 persen terjadi di rumah.
Imran mengar=takan data tersebut berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) tahun 2023.
Menurut dia, fenomena tersebut menunjukkan adanya perubahan. Dulu, kata dia, ada anggapan rumah adalah tempat berlindung, tapi sekarang sebagian besar permasalahan itu justru berawal dari rumah.
“Jadi kalau dulu itu ketika ada masalah di luar, di rumah bisa kita redam. Tapi justru sekarang, sebagian besar itu ada di rumah,” ucap dia.
“Jadi sekali lagi, masalah-masalah ini pasti ada hubungannya dengan pola asuh yang kurang benar,” kata dia, dilansir Republika.co.id.
Selain itu, Imran juga menunjukkan data pada saat ibu hamil, persalinan, dan melahirkan. Menurut dia, ada lebih dari 12,5 persen ibu hamil yang mengalami masalah kesehatan jiwa. Kemudian, pascamelahirkan ada 10 persen. “Depresi pada kehamilan itu ada delapan persen. Dan depresi pascamelahirkan atau biasa kita sebutnya baby blues, itu ada hampir enam persen. Dan kayaknya ini juga semakin lama semakin banyak,” jelas Imran.
Dia mengatakan, masalah-masalah kesehatan jiwa pada saat ibu hamil tersebut akan berdampak kepada janinnya. Karena itu, menurut dia, sangat penting untuk membahagiakan ibu yang sedang hamil.
“Jadi paling tidak tersenyum gitu ya. Jadi jangan ibu hamil, ibu hamil terus gitu. Itu akan sangat berdampak,” ucap dia.
Secara teoritis, menurut dia, mempersiapkan calon ibu itu harus sedini mungkin, dari masa remaja. Tapi, kata dia, praktisnya mempersiapkannya itu pada saat ibu hamil.
“Jadi sembilan bulan ini, kita harus memprogram mereka, bagaimana mereka harus memperhatikan kesehatan dia, ibunya sendiri, dan mempersiapkan bayinya,” kata Imran.