Debat Sengit di Gedung Putih, Zelenskyy: Rakyat Ukraina Tidak Bisa Dipaksa Memaafkan Rusia

0
105
Presiden Ukraina Voloydmyr Zelenskyy yang bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih (28/2) terlibat debat panas. (youtube)

WASHINGTON – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, tidak memberikan jawaban langsung ketika ditanya apakah ia harus meminta maaf kepada Presiden AS, Donald Trump. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak melakukan kesalahan apa pun.

Dalam pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih pada Jumat (28/2/2025), keduanya terlibat dalam perdebatan sengit. Awalnya, pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas penandatanganan kesepakatan mineral antara kedua negara.

“Saya pikir kita harus sangat terbuka dan jujur. Dan, saya tidak yakin bahwa kami telah melakukan sesuatu yang buruk,” kata Zelenskyy dalam wawancara dengan Fox News.

Zelenskyy menyatakan bahwa perdebatan terbuka seperti itu tidak menguntungkan kedua belah pihak. Meskipun demikian, ia tetap menghormati Trump dan rakyat Amerika, serta berterima kasih kepada Trump dan Kongres AS atas dukungan mereka dalam perang Ukraina melawan Rusia.

“Ini sangat penting untuk menghentikan (Presiden Rusia Vladimir) Putin,” katanya.

Zelenskyy menegaskan bahwa Ukraina siap menandatangani kesepakatan mineral, yang dapat menjadi langkah awal menuju jaminan keamanan.

Namun, ia menolak gencatan senjata tanpa adanya jaminan keamanan, karena hal itu sangat penting bagi rakyat Ukraina. Ia menekankan bahwa yang mereka butuhkan adalah kepastian bahwa AS tetap mendukung mereka.

“Ini sangat sensitif bagi rakyat kami. Mereka hanya ingin mendengar bahwa Amerika ada di pihak kami dan bahwa Amerika akan tetap bersama kami,” kata Presiden Ukraina itu.

Lebih lanjut, Zelenskyy menyatakan bahwa ia tidak bisa mengubah pandangan rakyat Ukraina terhadap Rusia dan juga tidak ingin melakukannya.

“Dan, saya tidak menginginkannya. Mereka membunuh kami, saya tidak bisa mengatakan ‘berhenti saja’, karena semua orang takut Putin akan kembali besok. Kami menginginkan perdamaian yang adil dan abadi. Itu benar. Kami menginginkan jaminan keamanan,” tuturnya.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here