SUKABUMI – Debit sumber mata air dan sungai yang digunakan oleh PDAM Tirta Bumi
Wibawa Kota Sukabumi, Jawa Barat susut hingga 50 persen akibat kemarau
panjang.
“Penurunan debit air ini mempengaruhi distribusi air bersih untuk
ribuan pelanggan kami, bahkan penyusutannya drastis hingga 50 persen
lebih, dan jika hujan tidak turun dalam beberapa pekan ke depan tidak
menutup kemungkinan produksi air terus turun,” kata Direktur Utama PDAM
Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi, Anton Rachman, seperti diberitakan Antara pada Selasa (11/08/2015).
Data dari pihak PDAM seperti mata air Cinumpang di Kecamatan
Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, saat ini volume airnya menyusut yang
awalnya 500 liter per detik menjadi hanya 180 liter per detik. Kemudian sumber mata air di bendungan Batukarut di Selaawi Kecamatan
Sukaraja, normalnya mencapi 140 liter per detik, namun sekarang hanya
60 sampai 70 liter per detik.
Selanjutnya, sumber mata air Cigadog di Selabintana dalam keadaan
normal debitnya sekitar 50 liter per detik, akibat kemarau panjang ini
hanya 25 sampai 30 liter detik. Namun demikian, agar pelayanan tetap terpenuhi untuk para
pelanggannya, pihaknya saat ini mengaktifkan 18 titik sumur bor, namun
yang berfungsi hanya enam titik di Cibeureum, Selabintana, Bhayangkara,
Baros, dan Lembursitu.
“Untuk sumur bor yang berada di 12 titik kondisi airnya kurang baik,
seperti keruh dan banyak mengandung zat besi ditambah debitnya juga
sedikit,” tambahnya.
Menurut Anton, saat ini PDAM Tirta Bumi Wibawa memiliki sekitar 20
ribu pelanggan yang tersebar di seluruh Kota Sukabumi dan sebagian di
Kabupaten Sukabumi. Agar pelanggan tetap bisa menikmati air bersih upaya yang dilakukan
adalah seperti melakukan penggiliran distribusi air bersih ke para
pelanggannya.
“Untuk sementara penggiliran ini dilakukan satu sampai dua jam, jika
dalam beberapa pekan tidak turun hujan durasi penggilirannya akan
ditambah menjadi empat sampai lima jam sekali,” katanya.