Diabetes pada Anak, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya

0
133
Ilustrasi. (Foto: Shutterstock/Africa Studio)

JAKARTA – Diabetes adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Diabetes pada anak sering kali menunjukkan berbagai gejala yang jelas terlihat pada tubuh mereka. Orang tua perlu mengenali setiap gejala ini dan segera mengambil tindakan yang tepat.

Ada dua jenis diabetes yang paling umum, yaitu diabetes tipe 1 yang berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh dan diabetes tipe 2 yang lebih terkait dengan gaya hidup.

“Pada anak-anak, diabetes tipe 1 walaupun dia tidak banyak minum pemanis buatan, atau makan karbohidrat biasa saja, dia tidak bisa memetabolisme karbohidrat, jadi perlu suntik insulin,” kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso Sp.A(K), dilansir dari Antara, Kamis (18/7/2024).

Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas, sehingga produksi insulin menjadi rendah atau tidak ada sama sekali.

Tanpa insulin, glukosa terakumulasi dalam aliran darah, menyebabkan tubuh tidak bisa menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi.

Sementara itu, diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap insulin, kondisi yang disebut resistensi insulin. Akibatnya, glukosa mulai menumpuk di dalam darah.

Pada orang dengan resistensi insulin, pankreas merespons peningkatan kadar glukosa darah dengan membuat insulin ekstra. Hal ini membuat pankreas menjadi kelelahan saat resistensi insulin memburuk.

“Pada diabetes tipe 2, salah satu faktor utamanya karena banyak minum dengan pemanis buatan, terutama high fruktosa syrup, ini gula sirup yang banyak dipakai di minuman soft drink,” kata dokter Piprim, yang praktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.

Ia menambahkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti makanan olahan, juga dapat menyebabkan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi).

Piprim menyampaikan bahwa diabetes tipe 2, yang lebih banyak terjadi akibat pola hidup tidak sehat, masih bisa diperbaiki tergantung pada tingkat keparahannya.

Menurut dia, diabetes tipe 2 pada tahap awal bisa dikontrol dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

“Olahraga, mengatur pola makan, kalau sudah remaja bisa dengan intermittent fasting. Intinya gaya hidup yang sehat itu bisa membalikkan diabetes di awal-awal,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa anak dengan diabetes tipe 1 umumnya cenderung kurus, sedangkan anak dengan diabetes tipe 2 biasanya gemuk atau obesitas.

“Hampir 80 persen anak-anak diabetes tipe 2 adalah obesitas,” katanya.

Piprim menjelaskan bahwa ada pemeriksaan untuk mengetahui tingkat produksi insulin pada anak dengan diabetes.

“Ada pemeriksaan C-peptide untuk memeriksa apakah insulinnya masih diproduksi atau tidak. Jadi, anak diabetes C-peptidenya negatif, insulin negatif, berarti tipe 1. Tapi, kalau C-peptidenya masih positif, insulinnya masih ada, dia tipe 2,” jelasnya.

Piprim mengatakan bahwa anak yang didiagnosis dengan diabetes harus segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Ia menjelaskan bahwa anak dengan diabetes tipe 1 perlu mendapat terapi insulin. Dokter akan mengajarkan cara pemberian obat suntik dan dosisnya.

Anak dengan diabetes tipe 2 tidak memerlukan suntikan insulin, tetapi harus menjalani perubahan gaya hidup drastis agar kondisinya tidak menjadi kronis dan menimbulkan berbagai komplikasi.

Dokter menyarankan pengaturan pola makan dan olahraga untuk mengontrol kondisi diabetes tipe 2 pada anak dan remaja.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here