BANTEN – Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menggelar pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di dua sekolah di Desa Sukamanah, Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak, Banten, pada Rabu (31/7/2024) dan Kamis (1/8/2024).
Dua sekolah sekolah tersebut adalah Madrasah Ibtidaiyah/Aliyah Sukamanah dan Sekolah Dasar Negeri 1 Sukamanah.
Pelatihan diikuti tenaga pendidik di sekolah-sekolah tersebut dengan materi manajemen kebencanaan dan rancangan rute evakuasi di sekolah, yang disampaikan langsung oleh Aan Nugrah dari Jaga Balai dan dibantu oleh Dayah dari Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS).
Desra Putri, Staf Project Kesiapsiagaan dan Mitigasi Adaptasi Perubahan Iklim DMC Dompet Dhuafa menjelaskan bahwa kegiatan SPAB ini bertujuan salah satunya untuk membangun dan meningkatkan kesadaran para tenaga pendidik dari ancaman bencana yang ada di lingkungan sekolah.
“Setelah kegiatan ini diharapkan penerapan manajemen bencana di sekolah, MI/MA Sukamanah dan SDN 1 Sukamanah dapat terimplementasikan dengan baik. Maka dari itu guru-guru perlu sekali memiliki pemahaman dan kapasitas terkait itu semua. Sehingga sekolah dapat melakukan proses pengkajian yang diikuti perencanaan terhadap perlindungan fisik dan melakukan respons/tanggap darurat di sekolah,” ujar Desra.
Berdasarkan prediksi peta rendaman tsunami yang dikeluarkan oleh BMKG, MI/MA Sukamanah berada dalam zona yang tidak aman dari paparan tsunami, dengan perkiraan tinggi rendaman mencapai 0,5 hingga 3 meter dan potensi tsunami setinggi 12 meter dari permukaan laut.
Tantangan utama dalam perencanaan rute evakuasi adalah sempitnya jalan samping sekolah serta banyaknya bangunan di sekitar sekolah yang menghambat akses cepat menuju tempat yang aman, yang hingga kini belum ditetapkan.
Sementara SDN 1 Sukamanah, meskipun berdasarkan prediksi BMKG sekolah ini dianggap berada di zona yang relatif aman dengan perkiraan tinggi rendaman hanya 0,5 meter, penyusunan peta evakuasi tetap menghadapi dilema. Sawah di belakang sekolah tidak memungkinkan untuk dijadikan jalur evakuasi, sementara rute melalui jalan raya tidak memenuhi waktu penyelamatan yang ideal (goldentime).