JAKARTA, KBKNEWS.id – Dompet Dhuafa bersama IKA Fikom UNPAD dan Kecamatan Jatigede melakukan peninjauan langsung terhadap kondisi sanitasi dan pengolahan air yang masih memprihatinkan bagi masyarakat di wilayah Sumedang, Jawa Barat tersebut.
Air bersih di wilayah ini disalurkan melalui mesin pompa dari waduk dan sungai sekitar ke kolam penampungan berkapasitas lebih dari 20.000 liter. Namun, air kadang tercampur limbah dan kapasitas filter belum optimal.
“Di wilayah kami cukup memprihatinkan untuk kebutuhan air bersih. Saat ini kami masih mengandalkan mesin pompa dari waduk Jatigede maupun sungai sekitar. Itu pun belum mencukupi kebutuhan warga, terutama di Desa Cijeunjing dengan lebih dari 2.000 jiwa,” ujar Koswara, Camat Jatigede.
Pengeboran sumur sangat sulit karena wilayah berbatu, membutuhkan kedalaman 200–300 meter dengan biaya dan tenaga besar. Kekurangan air juga berdampak pada warga Kadujaya, banyak di antaranya petani mangga. “Banyak warga membuat embung untuk menampung air hujan agar lahan dapat disiram, tetapi produksi tetap terhambat,” tambah Koswara.
Selain berdampak ekonomi, krisis air memengaruhi pola hidup warga, termasuk praktik buang air besar di kebun atau tanah lapang, serta pemenuhan gizi balita yang terbatas karena biaya tambahan untuk mendapatkan air bersih.
Syauqi, Dosen Fikom UNPAD, mengatakan, “Ini merupakan langkah awal kolaborasi untuk menghadirkan program air bersih di Jatigede dan sekitarnya. Semoga menjadi jembatan kebaikan bagi warga.”
Sementara itu Yogi Achmad Fajar, Pimpinan Dompet Dhuafa Jawa Barat, menambahkan pihaknya akan mendukung langkah solusi jangka panjang. “Kami akan mendiskusikan solusi jangka panjang sekaligus menyalurkan bantuan Al-Quran untuk mendukung kegiatan keagamaan. Semoga kolaborasi ini mendorong donatur dan pihak terkait untuk bersama menghadirkan program air bersih sehingga warga dapat menjalani kehidupan lebih sehat dan sejahtera.”
