
MANTAN presiden amerika Serikat dan juga capres Partai Republik, Donald Trump terserempet peluru di telinga kanannya saat berkampanye di Pennsylvania, Sabtu (13/7) pukul 18:15, menambah deretan daftar upaya pembunuhan terhadap presiden atau mantan presiden AS sejak kemerdekaannya pada 4 Juli 1776.
CNN melaporkan, begitu suara tembakan terdengar, Trump tampak terjatuh ke tanah dengan kucuran darah di telinga kanan dan wajah, lalu ia langsung dievakuasi oleh tim pengamanan ke mobil SUV untuk dilarikan ke RS.
Saat kejadian, Trump yang dicalokan Partai Republik sedang menyampaikan pidato kampanye di atas panggung Butler, Pennsilvania, tiba-tiba terdengar suara letusan dan teriakan “tiarap!” dari kerumunan massa.
Di tayangan TV, tampak Trump mengepalkan tinjunya ke arah masa seraya berseru “USA, USA!….sambil dibawa pergi dengan kendaraan SUV oleh sejumlah petugas Secret Service atau Dinas Rahasia yang “membentenginya”.
CBS news yang menjadi mitra BBC AS melaporkan, kondisi kesehatan Trump baik-baik saja dan ia sudah keluar dari rumah sakit, sementara seorang di antara kerumunan tewas dan seorang lagi luka berat.
Trump dalam unggahannya yang pertama di medsos setelah kejadian itu menyampaikan terima kasih pada Dinas Rahasia dan apparat keamanan atas ‘respons cepat mereka’ .
“Yang penting, saya menyampaikan belasungkawa pada keluarga korban yang meninggal dan yang terluka parah, “ ujarnya.
Sementara itu, Biro Penyelidik Federal (FBI) melaporkan, pihaknya sudah mengidentifikasi tersangka penembak yakni Thomas Matthew Crook (20) berasal dari Bethel Park, sekitar 70 Km dari lokasi kejadian yang tewas ditembak anggota Dinas Rahasia yang mengawal Trump.
Dalam pernyataannya Dinas Rahasia menyebutkan, penyerang menembakkan sejumlah peluru senapan dari jarak 182 meter di posisi yang lebih tinggi dari panggung yang ditempati Trump. Seorang saksi mata sebelum kejadian mengaku melihat seorang pria merunduk-runduk dan menenteng senjata panjang melompati gedung di sekitarnya.
Sementara capres petahana Presien Je Biden menyerukan agar semua orang mengutuk insiden kekerasan di Pennsylvania itu dan ia akan segera menjenguk Trump.
“Kita tidak akan membiarkan hal ini terjadi dan tidak akan memaafkannya, ” seru Biden yang juga ngotot nyapres lagi walau usianya sudah cukup lanjut (82) tahun.
Upaya ke-12 kali
Upaya pembunuhan terhadap presiden dan mantan presiden AS sudah lama menjadi catatan kelam bagi negara adidaya yang juga disebut-sebut sebagai kampiun demokrasi berusia 248 tahun itu.
Dari perjalanan sejarah panjang AS dengan seluruhnya 46 presiden, sudah terjadi 12 kali upaya pembunuhan terhadap presiden atau mantan presiden di mana empat presiden di antaranya terbunuh, delapan presiden dan mantan presiden lolos termasuk Trump.
Pembunuhan pertama menewaskan Presiden Abraham Lincoln pada April 1865, lalu James Gartfield (Juli 1881) disusul Mc Kinley (Sept 1901) dan terakhir menewaskan Presiden John F. Kennedy Nov. 1963).
Sedangkan enam presiden yang lolos dari pembunuhan: Andrew Jackson (Jan. 1835) , Ronald Reagan (Maret 1981) , Franklin D. Roosevelt (Feb. 1933) , Gerald Ford (Sept 1922 dan Sept 1975) , Harry S. Truman (Nov. 1950) , George W. Bush (Mei 2005), sementara mantan presiden yang lolos dari pembunuhan: Theodore Roosevelt (Okt.1972) dan Donald Trump (13 Juli 2024).
Belum diketahui motif pelaku upaya pembunuhan terhadap Trump tersebut, karena penyelidikan secara aktif dan berkelanjutan akan terus dilakukan oleh FBI.
Sejumlah dugaan dan spekulasi bermunculan, mulai dari kemungkinan pelakunya mengalami gangguan jiwa, dendam pribadi atau sekedar mencari sensasi, atau kemungkinan adanya pihak luar atau ketiga, lawan-lawan Amerika.
Namun kemungkinan aksi tersebut dilatarbelakangi konspirasi politik domestik ditepis jauh-jauh karena memang bukan budaya politik di negeri yang sudah menjalani demokrasi sekitar dua setengah abad itu itu.(AFP/BBC/ABC/CNN/ns)