Pesawat antariksa mogok, astronot perlu jemputan

Stasiun Ruang Angkasa Int'l (ISS). Dua astronot AS Barry Wilmore dan Sunita Williams yang masih terjebak di sana akan diangkut ke bumi dengan pesawat Starliner atau SpaceX.

KEPUTUSAN harus segera diambil untuk menentukan wahana angkutan yang bakal digunakan menjemput dua astronot Amerika Serikat yang terjebak di Stasiun Luar Angkasa Int’l (ISS).

Pasalnya, astronot Badan Angkasa Luar AS (NASA) yang diterbangkan pada 5 Juni lalu: Barry Wilmore dan Sunita Williams  masih berada di ISS yang mengorbit bumi pada ketinggian 400 km dan bergerak mengelilingi bumi pada kecepatan 28.000 km per jam atau 7,67 km per detik sampai saat ini masih menginap di ISS.

Sedianya mereka hanya dijadwalkan selama delapan hari menginap di ISS, namun kepulangan mereka ke bumi molor gegara malfungsi sistem pendorong kendaraan ulang-alik Starliner buatan Boeing yang akan mengangkut mereka.

Pilihannya, tetap naik Starliner yang merupakan pesawat yang membawa misi kendaraan berawak pertama ke ISS tersebut atau ada alternatif lain, dengan SpaceX milik miliarder kondang  Elon Musk.

“Kita harus segera memutuskan akan menggunakan SpaceX atau Starliner karena tidak  ada tenggat waktu yang pasti, ” kata Ken Bowersox, Administrator Asosiasi Direktorat Misi Operasi Luar Angkasa NASA seperti diberitakan kantor berita AFP.

Bowersox mengingatkan, keputusan diharapkan sudah bisa diambil pada pekan ketiga Agustus, lebih cepat lebih baik, sementara kedua astronot dalam kondisi baik-baik saja walau mereka tentu berharap  bisa segera kembali ke bumi.

Namun kedua astronot mengaku sudah siap menghadapi skenario terburuk jika terjadi kegagalan teknis untuk membawa mereka kembali ke bumi.

“Penerbangan luar angkasa manusia pada dasarnya berisiko. Sebagai astronot kami menerimanya sebagai bagian dari pekerjaan,” ucapnya

Yang dikhawatirkan adalah kemungkinan kegagalan sistem propulsi mesin pesawat di saat-saat kritis menjelang deorbit (keluar dari orbit) walau menurut NASA, dari diskusi dengan Boeing yang berlangsung terbuka, perusahaan itu 100 persen yakin dengan pesawat buatannya.

Jika NASA memutuskan untuk menggunakan SpaceX milik Elon Musk, misi Crew-9 ke ISS dijadwalkan akan diluncurkan pada 24 Sept.2024 untuk membawa kapsul Crew Dragon itu akan kembali ke Bumi bersama Wilmore dan Williams pada Feb. 2025.

SpaceX

Transportasi luar angkasa   swasta AS SpaceX milik Elon Musk yang  telah mengembangkan famili roket Falcon adalah  kendaraan peluncur ruang angkasa yang dapat dipakai ulang.

SpaceX sejauh ini juga sudah mengembangkan wahana Antariksa SpaceX Dragon untuk mengirim suplai dan pergantian awak ISS.

Sejumlah pencapaian yang diraih SpaceX a.l Roket swasta berbahan bakar cair pertama yang mencapai orbit (roket Falcon 1, 2008), perusahaan swasta pertama yang meluncurkan wahana antariksa menuju orbit, dan mendaratkannya kembali (Dragon, 2010).

SpaceX juga menciptakan Dragon (2012) yang mengirim wahana antariksa pertama kali ke IIS dan mendaratkan roket kelas orbital dengan metode “propulsive landing” untuk pertama kali (Falcon 9,  2015) dan sejumlah program angkasa luar lainnya.

Saat ini SpaceX sedang mengembangkan konstelasi satelit internet Starlink dan pada Januari 2020, perusahaan ini menjadi operator konstelasi satelit komersial terbesar di dunia.

Starliner

Sementara saingannya Starliner, milik Boeing adalah pesawat ruang angkasa dengan penggunaan ulang yang menggabungkan arsitektur kapsul, material, dan teknologi subsistem yang telah terbukti sebagai hasil karya inovasi abad ke-21.

Dampak ekonomi Starliner dapat dilihat di seluruh Amerika Serikat, dengan lebih dari 425 pemasok di 37 negara bagian.

Sistem pendorong Starliner, menurut Boeing, menyediakan keamanan prima bagi kru selama fase peluncuran dan pendakian, sementara Internet nirkabel akan membantu komunikasi kru dan juga wahana hiburan saat “docking” di IIS.

Desain tanpa las yang inovatif menghilangkan risiko struktural dari pengelasan tradisional, dan juga mengurangi waktu produksi dan tenaga kerja.

Perangkat pelatihan yang dikembangkan Boeing memberikan  pelatihan ekstensif bagi kru Starliner tentang sistem yang paling maju secara teknologi, terbukti, terintegrasi dan memastikan para astronot menangani situasi paling ektrim di luar angkasa dan dirancang beroperasi otonom.

Selain uji terbang berawak dan tak berawak, NASA telah menjalani enam misi rotasi awak Boeing ke ISS dengan Starliner dan akan menjadi misi penerbangan luar angkasa manusia komersial pertama bersama Boeing.

Sedangkan ISS adalah sebuah gabungan rencana stasiun luar angkasa, khususnya Mir-2 Rusia, Stasiun Luar Angkasa Freedom AS, dan Fasilitas orbital Columbus Eropa, mewakilkan kehadiran manusia tetap di luar angkasa.

ISS telah ditempati oleh paling tidak dua astronot sejak 2 Nov. 2000. Setiap kali pergantian awak, keempat awak lama dan baru ada di sana dan juga paling tidak satu pengunjung lainnya.

ISS merupakan projek gabungan dari 16 negara: AS, Rusia, Jepang, Kanada, Brasil dan 11 negara dari Uni Eropa dan  sejumlah agensi luar angkasa dari berbagai negara.

Persaingan dan juga kolaborasi global untuk menaklukkan antariksa tentu sangat bermanfaat bagi umat manusia, ketimbang memelihara konflik dan sikap angkara murka untuk berperang yang hanya melahirkan musibah dan kerusakan bagi manusia dan peradabannya, (berbagai sumber/AFP/wikipedia/ns)

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here