JAKARTA – Setelah sederetan gempa yang menerpa Ciamis hingga Jogjakarta, Padang Panjang dan Bukittingi, kini giliran Jawa Timur yang digoyang. Gempa sekuat 6,3 Skala Richter (SR) menggoncang pesisir selatan wilayah Jawa Timur, Minggu (26/7/2015), sekitar pukul 14.05 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, lokasi gempa berada pada zona yang sama dengan gempa di Yogyakarta sebesar 5,7 SR, Sabtu (25/7/2015).
“Lokasi gempa berada pada zona subduksi atau pertemuan lempeng Hindia Australia dan lempeng Eurasia. Zona ini memang rawan gempa yang bergerak rata-rata 5 hingga 7 cm per tahun ke arah Timur Laut Utara,” kata Sutopo.
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika, menyatakan pusat gempa berada di Samudera Hindia pada kedalaman 10 kilometer dengan lokasi berjarak 150 kilometer ke arah barat daya Kabupaten Malang, 163 kilometer ke arah tenggara Kabupaten Blitar, 168 kilometer barat daya Lumajang, dan 253 kilometer ke arah barat daya Surabaya.
“Gempa tidak berpotensi tsunami,” lanjut Sutopo.
BNPB melaporkan gempa dirasakan selama 5 detik di Kabupaten Malang, 6 detik di Kabupaten Blitar, dan 4 detik di Kabupaten Lumajang. Sementara itu, efek gempa juga dirasakan di Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Lumajang, Jember dan Banyuwangi, keseluruhan di Jawa Timur.
“Bahkan gempa juga dirasakan di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Bali,” kata Sutopo.
Sutopo mengatakan potensi gempa maksimum berada di Jawa Megathrust atau bagian selatan Jawa yakni sekitar 8,1 hingga 8,2 SR. Dari area tersebut, gempa pernah terjadi di wilayah selatan Pangandaran sekuat 7,8 SR pada 2006. Selain itu, gempa dengan kekuatan serupa pernah terjadi di bagian selatan Banyuwangi sebesar 7,8 SR pada 1994. Keduanya terjadi dalam kurun waktu 165 tahun terakhir.