JAKARTA – Kementerian ESDM menyebut berada di peringkat ke-14 dalam daftar negara yang terancam rusak karena perubahan iklim.
“Ini ada yang menarik, kita ke-14 dunia, tapi ranking Global Climate Risk Index,” ucap Direktur Konservasi Energi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi dalam Indonesia Energy Forum 2024 di Jakarta Selatan, Selasa (10/9).
“Jadi, negara yang berpotensi terkena dampak terbesar akibat perubahan iklim, kita juara ke-14. Jadi, kita itu sangat berisiko terhadap perubahan iklim,” sambungnya, mengutip data bernama Global Climate Risk Index.
Dia menegaskan Indonesia punya komitmen global untuk menurunkan emisi sebanyak 358 juta ton CO2, yang tertuang dalam nationally determined contribution (NDC).
Hendra menekankan cara yang paling penting untuk mencapai target tersebut adalah efisiensi energi. Menurutnya, menghemat energi butuh effort lebih ketimbang menghasilkannya.
“Kita punya standar kinerja energi minimum (SKEM), jadi kita punya standar agar produsen peralatan listrik rumah tangga ini memproduksi listrik yang lebih hemat. Kita kasih bintang, yang hemat bintang lima, sekarang ini di pasaran bervariasi. Kita ingin memberikan edukasi ke masyarakat kalau beli kulkas, misalkan, belilah yang bintang lima,” jelasnya, dilansir CNNIndonesia.com.