TEHERAN – Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke arah Israel di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang sudah lama berseteru.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyatakan bahwa serangan ini merupakan balasan atas pembunuhan tiga tokoh penting: Ismail Haniyeh, Hassan Nasrallah, dan Abbas Nilforoshan.
Haniyeh, mantan pemimpin Hamas, dibunuh di Teheran pada bulan Juli, sementara Nasrallah, mantan pemimpin Hizbullah, dan komandan IRGC, Nilforoshan, dibunuh di Beirut pada 27 September 2024.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyebutkan bahwa serangan rudal ini adalah tindakan “pembelaan diri yang sah” dan merupakan respons tegas terhadap agresi Israel.
Melalui pernyataan yang dipublikasikan di media sosial, Pezeshkian memperingatkan Israel untuk tidak menguji kekuatan Iran.
“Biarkan Netanyahu tahu bahwa Iran bukan negara yang suka berperang, namun berdiri teguh melawan setiap ancaman. Ini hanya sebagian kecil dari kekuatan kami. Jangan coba-coba berkonflik dengan Iran,” tulis pernyataan tersebut.
IRGC juga menegaskan bahwa serangan ini sesuai dengan hak negara mereka di bawah Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membela diri. Mereka memperingatkan bahwa setiap tindakan balasan dari Israel akan memicu respons yang lebih menghancurkan.
Dalam laporan lanjutan, IRGC menyebut tiga pangkalan militer Israel di Tel Aviv menjadi sasaran serangan rudal mereka, namun hingga saat ini belum ada informasi pasti mengenai kerusakan atau korban yang ditimbulkan.
Misi Iran untuk PBB juga merilis pernyataan yang mendukung serangan rudal ini sebagai tindakan yang sah dan rasional dalam menanggapi tindakan yang disebut sebagai “teroris” oleh Israel.
Sementara itu, Jafar Yazerlu, juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil Iran, mengumumkan bahwa semua penerbangan di negara tersebut dibatalkan hingga pukul 10:00 pagi keesokan harinya demi alasan keselamatan.