Ketahui Kondisi dan Kebiasaan yang Bisa Picu Bau Mulut saat Puasa

Iustrasi. (Foto: SHUTTERSTOCK)

JAKARTA – Ada beberapa kondisi dan kebiasaan yang dapat menyebabkan bau mulut saat berpuasa. Salah satunya adalah kurang minum air mineral yang membuat mulut menjadi kering dan lebih asam.

Oleh karena itu, dokter gigi, drg Ary Agustanti MKes, mengatakan sangat penting menjaga hidrasi dengan cukup minum air pada saat sahur dan buka puasa.

“Selain itu, pembersihan gigi yang tidak optimal juga dapat memicu bau mulut karena plak atau karang gigi yang berasal dari sisa makanan dapat berkembang menjadi bakteri penyebab bau mulut,” kata Inge, dikutip dari Antara, Rabu (22/3/2023).

Dia menambahkan, infeksi yang dibiarkan, termasuk gigi berlubang dengan sisa makanan yang menempel di celah gigi dalam durasi yang cukup lama, dapat memperparah bau mulut yang tidak sedap.

Kondisi mulut yang kering dan adanya karang gigi dapat memudahkan terjadinya radang gusi. Sedangkan, gigi yang sudah berlubang bisa semakin parah karena kondisi mulut yang kering dan asam.

Kebiasaan merokok juga dapat berujung pada kondisi bau mulut yang tidak sedap. Karena, asap rokok dapat menyebabkan rongga mulut kering dan lebih asam.

Selain itu, rokok juga mengandung nikotin dan tar yang dapat memudahkan pembentukan karang gigi.

“Sebetulnya, rokok itu selain nggak baik untuk kesehatan, buat mulut itu nggak baik. Karena, asap rokok yang dihisap itu, kan, pertama, panas, jadi rongga mulutnya kering. Kedua, karena kandungan di dalam rokok itu, kan, ada nikotin dan tar yang akan bikin stay di gigi,” katanya.

Inge menuturkan, semua jenis makanan, terutama makanan yang berbau tajam, memiliki potensi untuk menimbulkan bau mulut. Akan tetapi, ini bisa dicegah selama seseorang tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut selama berpuasa.

“Yang paling penting itu sebenarnya bukan menghindari makanan, tapi menjaga kebersihan mulut sama konsumsi air putih yang cukup,” ujarnya.

Oleh sebab itu, sikat gigi yang dilakukan secara tepat perlu dilakukan sehingga sisa makanan di celah-celah gigi dapat hilang sepenuhnya. Adapun waktu wajib yang dianjurkan untuk sikat gigi pada bulan Ramadan yaitu sebelum tidur dan setelah makan sahur.

Inge mengingatkan bahwa takaran pasta gigi yang dioleskan di atas permukaan sikat hanya diperlukan sebanyak sebiji jagung sehingga busa yang dihasilkan tidak terlalu banyak.

Setelah menyikat gigi, sisa busa dari pasta gigi cukup dibuang atau diludahkan. Kemudian, tunggu selama 30 menit, selanjutnya diperbolehkan untuk berkumur. Hal ini dilakukan agar kandungan aktif dalam pasta gigi bisa menyerap ke dalam gigi.

“Yang baik itu malah sebenarnya sesudah kita sikat gigi, itu nggak berkumur terlalu sering. Jadi, pasta giginya itu nggak sekali hilang. Karena, di dalam pasta gigi itu fluoride, ada xylitol, ada bahan-bahan aktif yang sebenarnya justru bagus kalau dia stay di dalam mulut di gigi (terlebih dahulu sebelum berkumur),” kata Inge.