Kisah Pilu Ayah Kehilangan Istri dan Bayi Kembarnya akibat Serangan Israel

0
138
Bayi kembar Palestina yang baru lahir, Aysel dan Asser, tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza tengah pada Selasa (13/8/2024) saat sang ayah, Mohammad Abu al-Qumsan mengambil akta kelahiran mereka. (Foto: ANTARA/Anadolu)

GAZA – Dua bayi kembar Palestina yang baru lahir tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza tengah, Selasa (13/8/2024), saat ayah mereka sedang keluar untuk mengambil akta kelahiran mereka.

Bayi-bayi tersebut lahir pada Sabtu (10/8/2024), di Kota Deir al-Balah. Namun, kebahagiaan keluarga baru ini hancur ketika serangan Israel menghantam apartemen tempat mereka tinggal.

“Saya baru saja mendapatkan akta kelahiran untuk bayi kembar saya, Aysel dan Asser,” kata ayah mereka, Mohammad Abu al-Qumsan, kepada Anadolu sambil meneteskan air mata.

“Mereka lahir pada 10 Agustus. Saya sedang berada di luar rumah, menyelesaikan urusan administrasi, dan kemudian saya mendapat telepon. Saya tidak menyangka akan menemukan mereka semua telah tiada.”

Mohammad dan istrinya, Jumana Arafa, yang telah mengungsi dari Gaza utara, menyambut kelahiran bayi kembar mereka setelah melalui proses persalinan sesar yang menantang. Hati mereka dipenuhi dengan kegembiraan dan pasangan itu menantikan masa depan bersama dua anak kecil mereka.

Saat dia bergegas keluar pada Selasa pagi untuk mengambil akta kelahiran anak-anaknya, dia menerima panggilan telepon yang menghancurkan hatinya, memberitahukan bahwa penyerang Israel telah menargetkan apartemen tempat keluarganya tinggal.

Dengan hati yang berdebar dan rasa takut yang mendalam, Mohammad bergegas ke Rumah Sakit Al-Aqsa Martyrs di Deir al-Balah, di mana dia menemukan kenyataan terburuknya telah terkonfirmasi.

Tersungkur dalam kesedihan saat melihat keluarganya berkumpul di luar kamar mayat, sang ayah menyadari bahwa istrinya dan bayi kembar mereka termasuk di antara para korban.

“Aysel dan Asser adalah awal dan akhir dari kebahagiaan saya. Kebahagiaan saya tidak lengkap, dan sekarang semuanya hilang,” kata sang ayah yang berduka.

Selain bayi kembar dan ibu mereka, nenek mereka yang berusia 50 tahun, Rim Jamal al-Batraoui, juga tewas dalam serangan tersebut. Saudara laki-laki Jumana, ibu dari bayi-bayi tersebut, bertanya dengan pilu mengapa keluarga mereka menjadi target.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here