TRENGGALEK – Seorang nelayan bernama Sugiyono (54) asal Watulimo, Trenggalek, berhasil ditemukan hidup setelah menghabiskan lima hari terombang-ambing di laut dengan bersandar pada perahu terbalik.
Informasi dari Basarnas Pos SAR Trenggalek, Jawa Timur, mengatakan bahwa Sugiyono diselamatkan oleh seorang nelayan lain.
Yoni Fariza, Koordinator Pos SAR Trenggalek, mengatakan bahwa setelah berkoordinasi dengan pihak terkait, Sugiyono berhasil diselamatkan dan dibawa kembali ke rumahnya dalam keadaan sehat.
“Alhamdulillah Pemerintah Pacitan, BPBD, nelayan dan kawan-kawan potensi SAR responsif sehingga Pak Sugiyono bisa tertangani dengan baik. Setelah berkoordinasi, kami lakukan penjemputan ke Pacitan. Kondisinya sehat dan sudah kami antarkan ke rumahnya,” kata Koordinator Pos Sar Trenggalek, Yoni Fariza di Trenggalek, Jumat (12/5/2023).
Insiden ini terjadi pada malam hari Senin (8/5/2023), ketika Sugiyono pergi melaut sendirian ke dekat Pulau Solimo untuk mencari ikan sotong atau bus.
Sugiyono sempat memancing dan mendapat satu ekor ikan sotong yang ditaruh di dalam boks styrofoam sebelum cuaca buruk dan badai menghantam perahunya, menyebabkan perahu terbalik.
“Saat kejadian korban ini sudah sempat memancing dan mendapat satu ekor ikan sotong yang ditaruh di dalam boks styrofoam. Namun, tak lama setelah itu terjadi cuaca buruk, badai, dan muncul ombak besar yang menghantam perahunya sehingga terbalik. Kejadiannya malam hari,” tutur Yoni, dilansir dari Antara.
Dalam situasi darurat itu, Sugiyono mencoba bertahan hidup dengan berpegangan pada perahu terbalik sebagai penyelamatannya.
Sayangnya, tidak ada kapal yang melintas di sekitar lokasi kejadian untuk menolongnya. Dia kemudian mengikatkan dirinya pada perahu terbalik untuk tetap terapung dalam kondisi darurat.

“Sugiyono juga berusaha untuk meminta bantuan dan mencoba mendayung sekuat tenaga, karena dia masih bisa melihat tepi laut. Namun, usahanya gagal karena arus laut yang kuat,” kata Yoni.
Sugiyono kemudian terseret hingga ke arah barat laut dan masuk ke wilayah perairan di selatan Yogyakarta.
Selama beberapa hari, dia tidak makan dan minum dan pasrah dalam situasi yang semakin sulit. Dia berharap ada kapal yang melintas dan bisa menemukannya.
“Kondisi tubuh yang semakin lemah, membuat Sugiyono hanya bisa pasrah dan berharap ada bantuan dari kapal yang melintas,” ujar Yoni.
Pada hari kelima, Sugiyono terseret arus laut ke arah timur dan akhirnya berada di selatan Pacitan. Keberadaannya diketahui oleh ABK KM Putra Restu 01 yang sedang berangkat melaut.
Setelah dievakuasi oleh nakhoda kapal, Suratno meminta bantuan KM Anugerah Samudra 01 untuk membawanya ke tepi.
“Setelah diselamatkan, Sugiyono dibawa ke Pelabuhan Ikan Tamperan oleh nelayan Pacitan. Korban dalam kondisi dehidrasi dan tangannya seperti kaku setelah lima hari berada di laut,” ungkap Yoni.
Setelah dievakuasi ke darat, Sugiyono dibawa ke RSUD Pacitan untuk mendapatkan perawatan medis.
Sayangnya, perahu yang dipakainya tidak dapat diselamatkan karena tidak mampu menahan arus dan pecah di tengah perjalanan saat ditarik oleh perahu dari nelayan Pacitan.