Krisis Suriah Memuncak: Lebih dari 50.000 Warga Melarikan Diri ke Lebanon

0
179

BEIRUT – Lebih dari 50.000 orang dilaporkan melintasi perbatasan antara Suriah dan Lebanon setelah oposisi bersenjata menyerbu Damaskus pada 8 Desember, menurut laporan penyiar Lebanon LBCI, Selasa (10/12/2024).

Sebagian besar dari mereka yang melarikan diri adalah penganut Syiah dan pendukung pemerintahan sebelumnya. Situasi di perbatasan memanas selama tiga hari karena ribuan orang terus mendekati perbatasan utama Masnaa untuk menyelamatkan diri dari konflik di Suriah.

Para pengungsi mengaku takut kembali ke rumah karena khawatir akan pembalasan dari oposisi bersenjata. Banyak di antara mereka juga tidak memiliki dokumen resmi untuk melintasi perbatasan, kata seorang koresponden LBCI yang melaporkan langsung dari lokasi.

Senin (9/12/2024) malam, ribuan pengungsi di pos pemeriksaan Masnaa mencoba menerobos penjagaan pasukan keamanan Lebanon untuk masuk ke negara tersebut tanpa dokumen resmi. Namun, pasukan keamanan Lebanon berhasil mengendalikan situasi tersebut.

Sementara itu, oposisi bersenjata Suriah berhasil merebut Ibu Kota Damaskus pada Minggu (8/12/2024). Perdana Menteri Suriah, Mohammad Ghazi al-Jalali, bersama 18 menterinya memutuskan untuk tetap bertahan di Damaskus meskipun situasi semakin tidak menentu.

PM Ghazi al-Jalali juga mengungkapkan bahwa ia telah melakukan komunikasi dengan para pemimpin kelompok oposisi yang menyerang Damaskus.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Rusia mengonfirmasi bahwa Presiden Bashar Assad telah mengundurkan diri dari jabatannya dan meninggalkan Suriah setelah bernegosiasi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam konflik.

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here