Lebanon di ambang perang terbuka

0
138
Setidaknya hampir 500 orang tewas akibat bombardemen masif yang dilancarkan Israel ke Lebanon untuk menyasar kekuatan Hezbollah dalam pekan ini. Lebanon di ambang perang terbuka.

AKSI bombardemen udara intensif yang dilancarkan Israel menyasar posisi-posisi Lasykar Hezbollah di sejumlah lokasi di Lebanon dicemaskan bakal bereskalasi menuju perang terbuka.

Paling tidak, seperti dilaporkan AlJazeera, serangan udara secara intens yang dilancarkan di Lebanon selama sepekan ini telah mengungsi.

Warga yang memutuskan mengungsi merasa cemas, serangan udara Israel akan disusul serangan pasukan darat seperti yang dilakukan tentara negara Yahui itu (IDF) dalam Perang Gaza.

Petinggi militer Israel, Rabu kemarin (25/9) juga telah mengumumkan, dua resimen pasukan cadangan telah dipanggil ke Komando di zona pertempuran melawan Hezbollah.

Berita tersebut mengisyaratkan bahwa Israel mungkin berencana  meningkatkan level konflik lebih lanjut walau seorang analis kepada pada Al Jazeera skeptis bahwa invasi darat akan segera terjadi, meski mereka mencatat bahwa situasinya tak menentu dan Israel tampaknya tidak memiliki strategi yang jelas.

“Dua resimen tidak banyak, bukan untuk invasi ke Lebanon,” kata Ori Goldberg, seorang analis politik Israel dan menambahkan, Israel mengerahkan jumlah pasukan yang jauh lebih besar di front Gaza yang jauh lebih kecil daripada Lebanon.

“Namun situasi mungkin saja bisa berubah dalam waktu 24 jam,” katanya, mencatat bahwa Israel tampaknya tidak memiliki tujuan atau strategi yang jelas, membuat penilaian tentang langkah yang akan diambil sulit diprediksi.

“Semuanya masih ngambang,  tapi saya rasa keputusan belum dibuat untuk melancarkan invasi, “ ujarnya.

Tekanan ekonomi Israel

Perang Gaza yang sekarang hampir berlangsung selama setahun telah memberikan tekanan besar pada ekonomi, militer, dan masyarakat Israel.

Puluhan ribu tentara cadangan Israel telah dipanggil, menjauhkan mereka dari pekerjaan dan keluarga, sedangkan  rakyat Israel terbelah terkait strategi yang diambil pemerintah dan mayoritas fokus pada pembebasan sandera yang masih di tangan Hamas.

Sekitar 10.000 warga Israel mengungsi dari wilayah utara negara itu sejak akhir tahun lalu akibat serangan roket Hezbollah, PM Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji, ancaman dari Lebanon akan dihilangkan dengan paksa.

“Selama satu tahun, pemerintah telah memberi tahu mereka bahwa satu-satunya yang akan memberi Israel keamanan yang diperlukan adalah perang,” kata Goldberg.

Sementara Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan, Hezbollah di  Lebanon masih tetap kuat meskipun kehilangan beberapa komandan utamanya akibat serangan Israel.

Hal itu disampaikan Khamenei dalam pertemuan dengan personel militer, Rabu (25/9) saat pemboman Israel yang menargetkan kelompok bersenjata Syiah itu berlanjut selama tiga hari berturut-turut. Ia merasa yakin, meskipun Hezbollah telah dilemahkan, mereka akan tetap mampu bertahan.

“Sejumlah tokoh Hezbollah yang tak ternilai harganya  telah menjadi martir sehingga tak bisa dipungkiri melemahkan Hezbollah, tetapi ini tidak membuat mereka bertekuk lutut,” kata Khamenei, dilansir Al Jazeera.

Konflik antara Israel dn Hezbollah meningkat secara dramatis minggu lalu ketika serangkaian serangan terkoordinasi menyebabkan perangkat elektronik yang digunakan oleh Hezbollah meledak di seluruh Lebanon dan Suriah.

Sabotase yang dipicu dari jarak jauh ini, yang secara luas disalahkan kepada Israel, menewaskan sedikitnya 39 orang dan melukai hampir 3.000 orang. Para analis menyebutnya sebagai babak baru yang berbahaya dalam perang siber.

Pesawat-pesawat tempur Israel mengebom Lebanon pada hari ketiga, Rabu (25/9),  menewaskan sedikitnya 558 orang, menandai gelombang kekerasan paling mematikan di Lebanon sejak perang saudara 1975-1990, dan membuat puluhan ribu orang mengungsi dari bagian selatan negara itu.

Sejumlah tokoh senior Hezbollah telah terbunuh dalam serangan kekerasan terbaru, termasuk komandan senior Ibrahim Aqil dan Ibrahim Muhammad Qubaisi.

Sebagai pembalasan, Hezbullah mengatakan telah menembakkan rudal balistik ke markas Mossad Israel di dekat Tel Aviv, Rabu, suatu serangan yang digambarkan militer Israel belum pernah dilancarkan sebelumnya.

Kawasan Timur Tengah makin ruwet, konflik di Gaza beum usai, kini bergeser ke Lebanon. (Al Jazeera/ns)

 

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here