Harga Beras Perlu Direm!

0
248
Harga beras terus meroket, akibat panen yang molor sebagai dampak el Nino, kenaikan harga pangan global dan kemungkinan naiknya permintaan untuk program bansos jelang Pemilu 2024.

BERAS, bahan pangan pokok yang menjadi komoditi strategis terus melonjak harganya beberapa bulan terakhir ini, sementara upaya pemerintah menggelontorkan ke peritel, pasar swalayan dan pasar tradisional belum mampu menurunkan harga.

Selain akibat panen raya yang molor dari Februari ke April sehingga stok beras defisit, lonjakan permintaan menjelang pemilu untuk program bansos pangan non tunai (BPNT) serta kenaikan harga komoditi pangan global ikut berkontribusi mengatrol harga beras.

Menurut pantauan Kompas, harga beras kualitas medium di Pasar Kosambi, Bandung, Minggu (18/2) Rp17.500 per kg atau berarti terjadi kenaikan Rp2.500 per kg sejak periode dua hari sebelumnya (Jumat 16/2) Rp15.000 per kg.

Harga beras premium juga belum terkendali yakni dari sebelumnya Rp16.000 per kg, naik menjadi Rp18.000 per kg, sehingga pedagang setempat, Fadhil, berharap agar pemerintah segera mencari jalan keluar untuk mengatasinya.

Harga beras saat ini sudah mlampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp10.900 – Rp11.800 untuk beras medium berdasarkan zonasi.

Selain harganya merambat naik, beras juga sulit diperoleh. “Saya sudah pesan tiga ton beras melalui distributor di Jawa Tengah sejak dua peka lalu, tapi sampai hari ini belum datang, “ tutur Fadhil.

Kelangkaan beras premium tak hanya terjadi di kota-kota besar saja, tetapi juga di sentra padi seperti di Kab. Cirebon, sementara di kota Kupang, NTB, harga beras Minggu lalu bertengger Rp17.000 per kg.

Stok Beras

Tak kurang dari Presiden Jokowi sendiri cawe-cawe dengan meninjau Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur untuk memastikan ketersediaan stok beras , sementara pemerintah berusaha mengambil langkah meredam harga beras sejak pekan lalu.

Presiden sendiri menyebutkan lonjakan harga beras karena hasil panen belum masuk ke pasaran, ditambah terjadinya banjir di sejumlah sentra produksi padi seperti di Demak dan Grobogan, Jateng sehingga mengganggu produksi.

Untuk mengendalikan harga beras, Jokowi juga telah menginstruksikan jajaran terkait untuk mendistribusikan breas ke pasar dan ke daerah, baik beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga pangan (SPHP) mau pun beras komersial.

”Pokoknya, pasar atau daerah minta berapa kita beri, baik yang SPHP atau komersial, “ demikian presiden.

Beras adalah komoditi strategis karena merupakan bahan pangan pokok hampir seluruh rakyat Indonesia, bahkan penduduk yang tadinya mengonsumsi pangan non beras seperti jagung, umbi-umbian dan sagu, kini juga beralih ke beras..

“Perut tidak bisa menunggu, “ ungkap kredo lawas, sehingga beras harus ada dan dengan harga yang terjangkau oleh rakyat lapisan bawah.

 

 

Advertisement div class="td-visible-desktop">

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here